Selain IHSG, hanya Straits Times (Singapura) yang menguat 0,14%. Jadi, untuk saat ini penguatan IHSG menjadi yang terbaik di Asia.
Sepertinya investor memasang posisi beli setelah saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami koreksi cukup tajam. Dalam seminggu terakhir, IHSG melemah 2,56% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, koreksinya mencapai 3,38%.
Valuasi di bursa saham Indonesia menjadi relatif murah sehingga memunculkan aksi borong. Saat ini rasio price to earnings (P/E) IHSG ada di 12,04 kali. Lebih rendah ketimbang Topix (13,34 kali), KLCI (14,58 kali), PSEI (12,29 kali), hingga SETI (15,34 kali).
IHSG juga diuntungkan dengan penguatan nilai tukar rupiah. Pada pukul 09:25 WIB, rupiah menguat 0,66% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Seperti halnya IHSG, rupiah jadi mata uang dengan apresiasi terbaik di Asia.
Saat rupiah menguat, maka beban utang luar negeri emiten-emiten di BEI bisa berkurang. Ketika beban utang berkurang, maka ruang untuk mencatat laba meningkat sehingga investor boleh berharap akan datangnya dividen.
(aji)