Nasib para sandera telah mempersulit rencana Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu untuk melakukan invasi darat ke Gaza, yang tampaknya akan segera terjadi dalam beberapa hari setelah serangan tersebut. Para pejabat AS dan Eropa telah mendesak Netanyahu untuk menunda kampanye tersebut dan fokus pada pembebasan sandera.
Sementara itu, Israel telah meningkatkan serangan udara yang menewaskan sekitar 5.000 warga Palestina, dan menyebabkan ratusan ribu lain melarikan diri ke selatan di Jalur Gaza untuk mencari perlindungan.
Hamas telah mengindikasikan bahwa mereka bersedia membebaskan warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak. Akan tetapi, mereka kemungkinan besar akan membebaskan prajurit hanya melalui pertukaran dengan pejuang Hamas yang ditawan.
Presiden Joe Biden juga telah menerima desakan dari sayap progresif partainya untuk mengupayakan gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Pada hari Senin, dia menolak gagasan itu.
"Kita harus membebaskan para sandera itu baru kemudian kita bisa berunding," kata Biden.
Pada hari Jumat, Hamas melepaskan dua warga Amerika, Judith dan Natalie Raanan, yang dibawa dari Kibbutz Nahal Oz, lokasi salah satu pembantaian paling berdarah dalam serangan Hamas.
(bbn)