Logo Bloomberg Technoz

Menguji Nasib Rupiah Hari Ini Pasca Imbal Hasil Treasury Jebol 5%

Ruisa Khoiriyah
24 October 2023 07:55

Rupiah Tahun Emisi 2022 (Dok. Bank Indonesia)
Rupiah Tahun Emisi 2022 (Dok. Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan masih akan kesulitan bangkit untuk berbalik arah menguat melawan dominasi dolar Amerika Serikat. Mata uang Indonesia diperkirakan akan melanjutkan tren bearish dengan potensi pergerakan di Rp15.910-Rp15.970 per dolar AS dan berpeluang menembus level psikologis baru di Rp16.000/US$ apabila tekanan jual makin besar ditambah aksi borong valas berlanjut di pasar spot.

Rupiah sampai saat ini belum memiliki katalis yang bisa cukup kuat menahannya dari tekanan besar pasar global, kendati Bank Indonesia sudah menaikkan bunga acuan untuk menjaga selisih imbal hasil Indonesia tetap menarik. 

Semalam tingkat imbal hasil surat utang Amerika tenor 10 tahun yang menjadi acuan sudah menembus 5%, tertinggi sejak 2007 terpicu aksi jual pemodal. Selisih imbal hasil yang makin sempit dengan surat utang RI, hanya berjarak 223 bps, menurut data Bloomberg, dapat mendorong berlanjutnya arus keluar modal asing dari pasar domestik yang akan melemahkan rupiah.

Indeks dolar AS terpantau naik pagi ini pukul 07.04 WIB, Selasa (24/10/2023) memberi sinyal tekanan dominasi the greenback masih akan besar. Rupiah juga terbebani sentimen negatif dari krisis di Gaza yang bisa mengerek harga minyak dunia. Sampai pagi ini, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) dan Brent kompak merangkak naik.

Di pasar derivatif, kontrak NDF rupiah baik 1 bulan maupun 1 pekan terpantau masih bergerak melemah di kisaran Rp15.911-Rp15.916 per dolar AS.