Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan kemarin. Hari ini, bagaimana prospek IHSG? Apakah berlanjut di zona merah atau mampu bangkit dan menapaki jalur hijau?

Kemarin, IHSG ditutup di 6.741,96. Jatuh 1,57% dari posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu sekaligus jadi yang terendah sejak 10 Juli.

Dalam seminggu terakhir, IHSG melemah 2,24% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, terjadi koreksi 3,66%.

Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup variatif. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,58%, S&P 500 minus 0,17%, tetapi Nasdaq Composite naik 0,27%.

Mengutip Bloomberg News, bursa saham Asia berpeluang naik terbatas pada perdagangan hari ini. Sentimen positif di bursa saham akan datang dari penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.

Usai akhir pekan lalu hampir menyentuh 5%, kini yield untuk tenor 10 tahun melandai ke kisaran 4,8%.

Yield Obligasi Pemerintah AS Tenor 10 Tahun (Sumber: Bloomberg)

“Puncak yield memang belum bisa ditebak sehingga pasar saham masih akan mengalami tekanan. Satu hal yang pasti, Oktober akan mempertahankan reputasinya sebagai bulan yang paling volatil,” kata Sam Stovall, Chief Investment Strategist di CFRA.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dalam perspektif hartian (daily time frame), IHSG sedang dalam fase bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 21,81. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset tengah bearish.

Akan tetapi, RSI di bawa 30 berarti sudah tergolong jenuh jual (oversold). Oleh karena itu, IHSG berpeluang bangkit meski sepertinya relatif terbatas.

Target kenaikan terdekat ada di 6.758 yang jika tertembus bisa naik lagi menuju 6.776. Target paling optimistis ada di 6.934.

(aji)

No more pages