Kedua, yang terpenting harus menabung. Setelah itu baru melakukan alokasi dana ke beberapa pengeluaran lain. Dalam metode ini, ada empat kategori pengeluaran yang dimaksud, yaitu Survival (biaya makan, tagihan, cicilan, dan kewajiban lain), Optional (kebutuhan sekunder yang mencakup hiburan, makan di luar dan sebagainya), Culture (seperti buku, film, majalah, dan lainnya), terakhir adalah Extra (pengeluaran seperti membeli kado ulang tahun).
Lalu, metode ini mengajarkan bertransaksi pakai uang tunai. Tidak lagi menggunakan kartu debit atau kredit yang sering kali membuat seseorang tidak sadar dengan jumlah yang dikeluarkan.
Keempat dengan membuat pengingat. Yang merupakan trik yang bisa dilakukan untuk menyisipkan catatan di dompet dengan tulisan ‘Apa benar-benar membutuhkan barang ini?’.
Terakhir, yang kelima adalah orang Jepang biasanya melakukan pertimbangan cukup lama sebelum membeli barang. Jadi cobalah untuk tidak mebiasakan diri langsung membeli barang langsung barang yang disukai setelah melihatnya.
Selain mencontoh cara hemat ala Jepang, perencana keuangan Andya Hardianti juga membagikan tips agar bisa menghemat. Seperti tetapkan tujuan keuangan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Dengan memiliki tujuan keuangan yang jelas, kita akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan pembelian
“Jangan membeli sesuatu hanya karena tekanan dari lingkungan ataupun media sosial. Tetap fokus pada kebutuhan dan tujuan keuangan pribadi. lalu Evaluasi pengeluaran secara berkala sehingga akan membantu menyadari pola pengeluaran dan mengidentifikasi di area mana dapat menghemat,” kata Andya.
(spt/frg)