Logo Bloomberg Technoz

Misalnya pada program Desa BRILian, dimana hingga akhir Triwulan II 2023 BRI telah memiliki 2.449 desa binaan di seluruh Indonesia. Desa-desa tersebut mendapatkan berbagai pelatihan dari BRI diantaranya manajemen keuangan, literasi digital, kewirausahaan, komunikasi dan lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kapabilitas perangkat desa, pengurus BUMDes dan pelaku UMKM di desa.

Untuk program klasterku hidupku, saat ini BRI telah memberdayakan 17.418 klaster usaha di seluruh Indonesia, dan klaster-klaster ini setidaknya telah mendapatkan 1.155 pelatihan dan literasi serta 372 bantuan sarana prasarana produktif. Dan selanjutnya program Rumah BUMN. BRI telah memiliki 54 Rumah BUMN, yang menaungi lebih dari 400 ribu pelaku UMKM dan telah melaksanakan lebih dari 10 ribu pelatihan.

Sinergi & Kebijakan Pengembangan UMKM
Pengamat ekonomi yang juga Direktur Eksekutif Segara Reseach Institute Piter Abdullah pun mengatakan bahwa dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan mesin (motor penggerak) ekonomi yang efisien dan bertenaga, yang diperkuat dengan input kebijakan serta program-program pembangunan ekonomi yang efektif.
Tujuan pendirian BUMN sesuai UU No.19/2003 tentang BUMN adalah berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi nasional dan memberikan tambahan pendapatan negara. Hal ini memposisikan BUMN di Indonesia memiliki keunikan, berbeda dari negara-negara lain.

“BUMN berperan sebagai agen pembangunan dan penggerak ekonomi Indonesia, BUMN juga menciptakan lapangan kerja, BUMN membina dan mengembangkan usaha mikro kecil dan dahal hal ini BRI yang terdepan. Ini menegaskan peran BUMN misalnya BRI menciptakan lapangan kerja dengan mengembangkan UMKM, saya kira itu adalah satu kontribusi yang baik dari BRI,” ujarnya.

Menurut Piter, untuk mendorong BUMN berkiprah lebih besar sebagai mesin ekonomi termasuk halnya BRI, dibutuhkan sinergi dan kebijakan-kebijakan yang kondusif yang menstimulus investasi dan dunia usaha. Oleh karena itu, semua pihak harus bersinergi agar ekonomi tumbuh, serta didukung oleh kebijakan di sektor rill yang sifatnya sinergi, kebijakan fiskal yang kondusif yang memberi stimulus dan kebijakan moneter yang sesuai.

(tim)

No more pages