Faktor tren yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) menjadikan gejolak di pasar negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. “Market diperkirakan masih akan begerak dengan UST 10 tahunan yang mendekati level 5%,” tulis analis
Berikut saham-saham dengan penurunan paling dalam sepanjang perdagangan Senin, 23 Oktober 2023:
-
Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP) - 10% tutup di Rp1.620
-
Barito Renewables Energy Tbk (BREN) -7,2% tutup di Rp3.740
-
Blue Bird Tbk (BRID) -6,07% tutup di Rp1.935
-
Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) -5,6% tutup di Rp4,210
-
Siantar Top Tbk (STTP) -5,15% tutup di Rp9.200
-
Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) -5% tutup di Rp2.660
-
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) -4,87% tutup di Rp9.775
-
Bayan Resources Tbk (BYAN) -4,81% tutup di Rp18.800
-
Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) -4,81% tutup di Rp4.950
-
Indointernet Tbk (EDGE) -3,69% tutup di Rp18.925.
Imbal hasil atau yield obligasi AS atau Treasury bertenor 10-tahun melampaui 5% untuk pertama kalinya dalam 16 tahun. Terdapat ekspektasi bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve, akan terus menaikkan suku bunga.
Hal yang berelasi langsung dengan pelemahan kurs rupiah, selain juga adanya penguatan atas indeks dolar AS. Di pasar valas rupiah kemudian bergerak melemah hingga mendekati Rp16.000/US$ hingga Bank Indonesia (BI) harus mengintervensi di pasar spot valas, juga domestic non-deliverable, menurut Edi Susianto, Direktur Eksekutif Moneter BI.
Dalam laporan Bloomberg News, jika tidak terjadi intervensi makan rupiah dipastikan akan jebol di atas Rp16.000/US$. Kurs mengalami koreksi 0,4% bergerak ke posisi Rp15.945/US$, setelah sebelumnya pelemahan lebih dalam, 0.6%.
(wep)