Pasar tembaga juga telah memasuki kondisi ‘contango’ yang luas, suatu kondisi di mana harga spot diperdagangkan lebih rendah dibandingkan dengan harga berjangka, yang biasanya disebabkan oleh lemahnya konsumsi.
Di tingkat makroekonomi, tekanan terhadap tembaga semakin meningkat karena melonjaknya suku bunga dan kekhawatiran yang terus-menerus terhadap kebijakan Federal Reserve memicu kenaikan dolar, yang membuat bahan baku menjadi lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lainnya.
Imbal hasil Treasury AS naik ke level tertinggi multi-tahun pada pekan lalu, dan laporan pendapatan terbaru menunjukkan bahwa biaya pinjaman mendatangkan malapetaka secara global.
Menghalangi Harapan
Tesla Inc. – barometer de facto untuk penggunaan tembaga di sektor kendaraan listrik yang hingga saat ini sedang booming – mengurangi ekspektasi pertumbuhan karena ekspansi pesat selama bertahun-tahun berbenturan dengan kenaikan suku bunga dan konsumen yang lebih sadar biaya.
Saham produsen tenaga surya juga anjlok pada pekan lalu setelah SolarEdge Technologies Inc. yang berbasis di AS memperingatkan adanya pembatalan dan penundaan pesanan.
Sementara itu, di pasar properti China yang banyak berutang, Evergrande Group makin dekat dengan sidang pengadilan pada 30 Oktober mengenai petisi untuk membubarkan perusahaan tersebut, yang mungkin membuka kemungkinan yang sebelumnya tidak terpikirkan untuk melikuidasi aset-asetnya.
Di Country Garden Holdings Co., kreditor sedang mempersiapkan potensi restrukturisasi utang setelah pengembang China yang tertekan gagal membayar bunga obligasi dolar.
Harga tembaga diperdagangkan turun 0,4% menjadi $7,914 per ton pada pukul 09:26 waktu setempat di LME, menjadikan kerugian year-to-date (ytd) menjadi 5,5%.
(bbn)