Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) berhasil membukukan kinerja laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk mencapai US$ 138,84 juta sepanjang 2022. Terjadi kenaikan 8 kali lipat (894%) dari periode sebelumnya US$ 13,96 juta, seperti tergambar dalam laporan keuangan ESSA yang dipublikasikan, Senin (20/2/2023).
Chander Vinod Laroya, Presiden Direktur ESSA memaparkan, kinerja positif ESSA terdorong oleh pasar komoditas global yang terus meningkat. Kenaikan ini dipicu oleh situasi geopolitik. Tercatat, harga realisasi Amoniak ESSA melonjak 91% secara tahunan menjadi US$ 887 per Metrik Ton (MT).
"Sementara produksi amoniak meningkat 34% YoY menjadi 760.815 MT yang menciptakan rekor pendapatan di bisnis amoniak yang berkontribusi 93% terhadap pendapatan ESSA pada tahun 2022," tulis perseroan dalam rilis resmi.
ESSA, emiten yang menjalankan bisnis pada bidang energi dan kimia lewat kilang Liquefied Petroleum Gas (LPG) ini menghasilkan pendapatan tertinggi dalam sejarah perusahaan, senilai US$ 731 juta. Pendapatan naik 141% secara tahunan dibandingkan posisi sebelumnya US$ 303,43 juta. Perseroan mengklaim terjadi kenaikan EBITDA 161% menjadi US$ 354 juta, dari posisi sebelumnya US$ 135 juta.
Mencermati lebih lanjut, ESSA mencatat penyusutan utang hingga 43% pada sisi utang. Ini terjadi baik itu utang jangka panjang dan utang jangka pendeknya. Tercatat jumlah utang ESSAUS$ 278 juta pada 31 Desember 2022. Bandingkan dengan US$ 487 juta pada pencatatan 2021.

Selanjutnya, pada keterbukaan informasi ESSA yang diterbitkan oleh Shinta D. U. Siringoringo, Legal Manager dan Corporate Secretary PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) menyatakan bahwa penurunan tersebut disebabkan adanya pelunasan pinjaman bank PT Panca Amara Utama (PAU) yang merupakan entitas anak Perseroan.
“Saldo hutang menurun dari sebesar US$ 451,9 juta menjadi sebesar US$ 268,7 juta. Sementara untuk pinjaman modal kerja turun sebesar US$ 20 juta. Kedua penjelasan tersebut telah dijabarkan dalam catatan 14 pada laporan keuangan,” jelasnya.
Total aset ESSA naik 2,7% menjadi sebesar US$ 831 juta, dari sebelumnya sebesar US$ 809 juta. Peningkatan ini karena adanya kas dan setara kas yang bertumbuh menjadi US$ 147 juta, atau ada peningkatan 80% secara tahunan.
Dengan posisi neraca yang baik, ESSA menjanjikan akan membagi dividen untuk tahun buku 2022. Ini adalah kali pertama dividen dibagikan sejak perseroan menjadi perusahaan publik pada 2012.

“Kedepannya, kami tetap optimis dengan peluang pertumbuhan baru di industri gas-hilir untuk memberikan nilai yang lebih besar bagi para pemegang saham dengan mengembangkan bisnis lebih lanjut." pungkasnya.
Selain mencatatkan kinerja yang ekspansif, ESSA juga akan berfokus kepada sisi Environmental, Social and Governance (ESG), yang dimulai dengan proyek Blue Ammonia yang sedang dieksplorasi secara luas untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang lebih bersih.
(fad/wep)