Selanjutnya, pada keterbukaan informasi ESSA yang diterbitkan oleh Shinta D. U. Siringoringo, Legal Manager dan Corporate Secretary PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) menyatakan bahwa penurunan tersebut disebabkan adanya pelunasan pinjaman bank PT Panca Amara Utama (PAU) yang merupakan entitas anak Perseroan.
“Saldo hutang menurun dari sebesar US$ 451,9 juta menjadi sebesar US$ 268,7 juta. Sementara untuk pinjaman modal kerja turun sebesar US$ 20 juta. Kedua penjelasan tersebut telah dijabarkan dalam catatan 14 pada laporan keuangan,” jelasnya.
Total aset ESSA naik 2,7% menjadi sebesar US$ 831 juta, dari sebelumnya sebesar US$ 809 juta. Peningkatan ini karena adanya kas dan setara kas yang bertumbuh menjadi US$ 147 juta, atau ada peningkatan 80% secara tahunan.
Dengan posisi neraca yang baik, ESSA menjanjikan akan membagi dividen untuk tahun buku 2022. Ini adalah kali pertama dividen dibagikan sejak perseroan menjadi perusahaan publik pada 2012.
“Kedepannya, kami tetap optimis dengan peluang pertumbuhan baru di industri gas-hilir untuk memberikan nilai yang lebih besar bagi para pemegang saham dengan mengembangkan bisnis lebih lanjut." pungkasnya.
Selain mencatatkan kinerja yang ekspansif, ESSA juga akan berfokus kepada sisi Environmental, Social and Governance (ESG), yang dimulai dengan proyek Blue Ammonia yang sedang dieksplorasi secara luas untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang lebih bersih.
(fad/wep)