Logo Bloomberg Technoz

Dua Faktor Sebabkan Rupiah Terus Tertekan, Dekati Rp16.000

Mis Fransiska Dewi
23 October 2023 14:25

Ilustrasi mata uang rupiah. (Dok: Bloomberg)
Ilustrasi mata uang rupiah. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sangat besar dipengaruhi oleh terus meningkatkan imbal hasil obligasi AS (Yield US Treasury) 10 tahun, juga kenaikan indeks dolar, menurut Michael Setjoadi, analis pasar saham RHB Sekuritas Indonesia.

Hal yang menyebabkan arus modal di dunia mengalami peralihan dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Kedua faktor yang saling terkait, secara langsung menekan rupiah dalam beberapa hari terakhir.

Pada Senin pagi rupiah sudah mepet ke level Rp16.000/US$, tepatnya Rp15.908/US$. Hingga jeda perdagangan Senin siang, rupiah kembali melemah. Di pasar spot tercatat Rp15.942,5.  Antrean pembelian (bid) tercatat Rp15.938/US$, dengan penjualan (ask) di Rp15.945/US$.

“Nilai tukar rupiah sudah melemah dibandingkan dolar AS, bukan hanya indeks dolar yang menguat, tetapi pelemahan rupiah karena banyaknya foreign outflow [penarikan arus uang investor asing] dari bond market [pasar obligasi] Indonesia,” jelas Michael saat dikonfirmasi, Senin (23/10/2023).

Kondisi terkini membuat dampak buruk pada pasar keuangan dunia, termasuk Indonesia, tegas Michael. Faktor apa yang terjadi di pasar keuangan Jepang turut berkontribusi pada pelemahan rupiah.