Logo Bloomberg Technoz

IHSG dan Rupiah Anjlok, Pasar Tidak Suka Gibran-Prabowo?

Redaksi
23 October 2023 10:20

Karyawan melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Karyawan melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Memulai perdagangan di pekan terakhir Oktober, pasar keuangan domestik dibuka di zona merah. Kombinasi sentimen negatif antara eskalasi konflik yang memanas di Timur Tengah, aksi jual yang terus berlanjut di pasar global ditambah sentimen negatif dari diresmikannya Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung terjun tergerus 1,57% ke 6.738,58, disusul nilai tukar rupiah yang sejengkal lagi terlihat bakal menembus level psikologis terlemah baru di Rp16.000/US$. Pada pukul 9:55 WIB, rupiah sudah bertengger di Rp15.944/US$, melemah 0,45% dan menjadi yang terlemah di Asia sampai pagi ini.

Pelaku pasar melihat digandengnya Gibran sebagai pendamping Prabowo Subianto telah memicu ketidakpastian baru terkait hasil Pemilu 2024. "99% akan berlangsung Pilpres dua putaran. [Pelaku] pasar makin pusing, ditambah sentimen regional juga," kata Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas, Senin pagi (23/10/2023).

Semula, sebagian pelaku pasar memperkirakan Pilpres 2024 akan mudah, cukup satu putaran saja dengan calon yang dinilai market friendly. Akan tetapi, dengan kini ada komplikasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menuai kecaman keras dari masyarakat, pasangan Prabowo-Gibran berada dalam posisi yang rentan. "Yang menjadi dasar Gibran maju [putusan MK] masih bisa digugat dan bila akhirnya ia [Gibran] gagal maju, bagaimana? Anies bisa menang apabila hal tersebut terjadi," komentar Lionel.

Terlebih, dengan semakin kuatnya 'pecah kongsi' antara PDI Perjuangan dan keluarga Presiden Jokowi, di mata pasar itu menimbulkan ketidakpastian baru akan hasil Pemilu 2024.