Logo Bloomberg Technoz

Bunga Naik Tak Berefek, Rupiah Masih Terbebani Dominasi Dolar AS

Ruisa Khoiriyah
23 October 2023 07:40

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah terlihat belum mampu bangkit meskipun Bank Indonesia sudah mengerek bunga acuan agar tingkat imbal hasil RI tetap kompetitif sehingga bisa menarik modal asing masuk ke pasar domestik.

Tekanan sentimen global yang masih membebani daya tarik aset-aset emerging market termasuk Indonesia, diperkirakan akan berlanjut dan menahan peluang rupiah berbalik arah. Dolar AS masih jadi perburuan para pemodal global yang mengincar safe haven sejurus dengan kecemasan atas eskalasi konflik di Timur Tengah yang belum mereda. Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan the greenback terhadap enam mata uang dunia, sampai pagi ini masih perkasa.

Menutup pekan lalu dengan semakin terpuruk di level terlemah sejak April 2020 di level Rp15.875/US$ di pasar spot, rupiah menggenapi tren pelemahan selama tujuh pekan berturut-turut. Bahkan Jumat lalu, rupiah menjadi satu-satunya valuta Asia yang terlemah. Sementara kurs tengah Bank Indonesia pekan lalu ditutup di Rp15.856/US$, menggenapi pelemahan selama lima hari berturut-turut.

Pagi ini, di pasar derivatif, kontrak nondeliverable forward rupiah untuk kontrak 1 bulan dan 1 minggu juga masih terpantau melemah dengan pergerakan di Rp15.877-Rp15.890 per dolar AS.

Akan tetapi, ada sedikit peluang pembalikan modal asing dengan kini selisih imbal hasil antara Indonesia dan Amerik Serikat kembali melebar meski masih dalam kisaran yang sempit yaitu 216 bps dari tadinya sempat menyentuh level tersempit berjarak hanya 188 bps.