Gandeng PBNU, Shopee Barokah Siapkan 1.000 Santri ke Pasar Ekspor
Jakarta - Puncak peringatan hari Santri Nasional menjadi momentum menciptakan program Santri ekspor melalui kerja sama yang digagas oleh Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) bersama dengan Shopee Barokah. Program ini akan melatih 1.000 santri agar produknya memiliki daya saing global melalui edukasi, pendampingan dan pembukaan akses ke pasar ekspor.
Sebanyak 1.000 Santriwan dan Santriwati akan mengikuti pelatihan ekspor di Kampus UMKM Shopee Ekspor yang tersebar di 10 kota di Indonesia, mencakup Solo, Bandung, Jakarta, Medan, Malang, Semarang, Yogyakarta, Samarinda, Makassar, dan Bali. Rencananya produk para santri akan masuk dalam Program Ekspor Shopee yang telah menjangkau pasar di Asia Tenggara, Asia Timur dan Amerika Latin.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo mengatakan Santri sebagai pilar kekuatan bangsa dan negara. Jokowi juga mengenang bagaimana perjalanan sejarah para Santri berjuang untuk kepentingan bangsa, negara dan umat. “Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, kita memiliki lebih dari 36.000 pesantren, sebuah kekuatan besar penentu masa depan bangsa, penentu lompatan kemajuan bangsa, dan penentu keberhasilan cita-cita bangsa,” tuturnya.
Ketua Umum PBNU, Yahya Chalil Staquf, mengatakan hal ini merupakan upaya bersama dalam memperluas pasar produk karya para Santri hingga ke pasar dunia. “Ini merupakan suatu terobosan besar. Nantinya, produk para santri bukan hanya bisa dibeli masyarakat Indonesia, tapi juga warga dunia lain. Kami sangat mengapresiasi upaya ini,” ujar Gus Yahya. Lebih lanjut, Gus Yahya menuturkan program ini selaras dengan semangat “Jihad Santri Jayakan Negeri” yang merupakan tema dari hari Santri tahun ini.
“Kita semua berharap Santri bisa termotivasi untuk turut berkembang dan membangun negeri melalui produk-produk lokal, menyusul UMKM yang sudah lebih dulu mengglobal. Kami berharap kegiatan ini memiliki efek berkelanjutan, di mana santri yang sudah dididik menjadi santripreneur bisa membawa pengaruh positif bagi lingkungan pesantren untuk kemudian berkembang menjadi salah satu pusat ekonomi masyarakat,” jelas Gus Yahya.