Mengacu kepada Nota Keuangan RAPBN 2024, lanjutnya, setiap kenaikan Indonesia Crude Price (ICP) sebesar US$1/barel akan meningkatkan defisit anggaran pemerintah sebesar Rp6,5 triliun.
“Hal itu disebabkan oleh lebih besarnya kenaikan belanja pemerintah yakni sebesar Rp10,1 triliun, dibandingkan dengan kenaikan pendapatan pemerintah yang hanya sebesar Rp 3,6 triliun,” lanjutnya.
Menurut Josua, apabila harga minyak pada tahun depan secara rata-rata berada di rentang US$90—US$00 per barel, dengan asumsi variabel lain sesuai dengan perkiraan, maka defisit anggaran dapat diperkirakan meningkat sebesar Rp52 triliun—Rp 117 triliun.
“Deviasi yang cukup besar ini akan berpengaruh pada kredibilitas dari APBN Indonesia,” tegasnya.
Sekadar catatan, harga minyak dunia kembali melesat pada perdagangan pagi ini. Kekhawatiran soal konflik di Timur Tengah masih menjadi faktor dominan penggerak harga si emas hitam.Pada Jumat pagi, harga minyak jenis Brent tercatat US$93,47/barel atau naik 1,16% sekaligus jadi yang tertinggi sejak akhir September.
Adapun, minyak jenis Light Sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$89,35/barel atau naik 1,11% dan juga menyentuh titik tertinggi sejak 29 September.
(wdh)