Patriarkat Ortodoks Yunani di Yerusalem menyatakan “kecaman paling keras” atas serangan tersebut.
"Menargetkan gereja-gereja dan lembaga-lembaganya, serta tempat perlindungan yang mereka sediakan untuk melindungi warga yang tidak bersalah terutama anak-anak dan perempuan yang kehilangan rumah akibat serangan udara Israel di wilayah pemukiman selama 13 hari terakhir, merupakan kejahatan perang yang tak dapat diabaikan," ungkap patriarkat tersebut dalam sebuah pernyataan.
Menjelaskan kerusakaan yang terjadi di gereja, militer Israel menyatakan, "Hamas dengan sengaja menanamkan asetnya di wilayah sipil dan menggunakan warga di Jalur Gaza sebagai tameng manusia."
Sementara itu, Gaza dihujani dengan tembakan Israel yang tiada henti setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.400 warga Israel dan sebagian merupakan warga sipil. Di sisi lain, korban jiwa serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan setidaknya 3.785 orang.
(bbn)