Israel telah merespons dengan pengepungan total Gaza, yang dikuasai oleh Hamas, dan ratusan serangan udara, dengan tekad untuk menghancurkan kelompok tersebut. Menurut Euro-Med Human Rights Monitor, sekitar 4.000 orang tewas akibat serangan di daerah yang padat penduduk ini.
"Kami menegaskan penolakan tegas kami terhadap penargetan warga sipil dengan cara apa pun, dan dengan alasan apa pun, serta pentingnya mematuhi hukum internasional kemanusiaan dan menghentikan operasi militer terhadap warga sipil dan infrastruktur," kata Putra Mahkota Arab Saudi dalam kata-kata pembukaannya.
Serangan darat ke Gaza diperkirakan akan terjadi, memicu reaksi publik di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara serta menimbulkan tekanan pada negara-negara Arab yang telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Uni Emirat Arab.
Iran dan pasukan proksinya di Lebanon, Irak, dan Yaman telah memperingatkan bahwa mereka dapat melakukan pembalasan terhadap Israel dan pendukung utamanya, Amerika Serikat, jika mereka masuk ke Gaza.
Pentagon mengatakan pada hari Kamis bahwa kapal penghancur USS Carney telah mencegat tiga rudal jelajah dan beberapa pesawat tanpa awak (drone) yang diluncurkan oleh pemberontak Houthi di Yaman. Pentagon menyebut rudal-rudal tersebut mengarah ke utara melintasi Laut Merah dan ke arah Israel, tetapi Amerika Serikat "masih memperkirakan" targetnya.
(bbn)