Bloomberg Technoz, Jakarta – Kekhawatiran terhadap perang Israel-Hamas hingga saat ini, yang menyebabkan harga minyak dunia naik, justru berpeluang menjadi ladang cuan bagi industri hulu dan hilir minyak dan gas bumi (migas).

Analis Industri dan Regional Bank Mandiri Ahmad Zuhdi mengatakan, di tingkat konsumen, kenaikan harga minyak bisa membebani daya beli karena berisiko mengerek harga bahan bakar minyak (BBM).

Namun, di tingkat industri migas, momentum penguatan harga minyak justru menjadi ‘durian runtuh’ atau windfall.

"Jelas menguntungkan, karena berbeda dengan harga batu bara yang ada DMO [domestic market obligation], harga minyak tidak ada. Jadi, harga minyak dalam negeri yang dijual ke dalam negeri atau pun ekspor mengikuti harga pasar," ujarnya, Jumat (20/10/2023).

Terlebih, lanjut Zuhdi, produksi kilang minyak dalam negeri pun saat ini telah meningkat. Kilang-kilang tersebut pun diharapkan dapat terus meningkatkan produksinya secara maksimal.