Seorang pejabat senior Departemen Pertahanan, yang identitasnya dirahasiakan, mengatakan kurang meyakini kekhawatiran bahwa Tiongkok baru-baru ini mempercepat penumpukan nuklirnya, dan menyebut proyeksi itu menjadi kurang dapat diandalkan dan variabel tambahan ikut berperan seiring berjalannya waktu.
AS akan terus mendesak Tiongkok untuk lebih transparan mengenai kemampuan nuklirnya, kata pejabat Departemen Pertahanan tersebut, dan menyebutkan bahwa penolakan China sebelumnya terhadap transparansi mungkin disebabkan oleh keunggulan jumlah persenjataan yang dimiliki oleh AS dan Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, pada hari Jumat dalam konferensi pers rutin di Beijing mengatakan bahwa laporan tersebut penuh dengan prasangka dan memutarbalikkan fakta.
"China berkomitmen untuk pembangunan damai," katanya. "Kami memiliki kebijakan nuklir yang stabil dan unik yang sangat mudah diprediksi."
(bbn)