Oleh karena itu, Bahlil menegaskan sebenarnya data PMA sedikit sumir. Andai PMA dari Singapura, yang sebagian uangnya dari Indonesia, masuk sebagai PMDN, maka investasi domestik bisa saja lebih tinggi.
“Data intelijen saya, kalau dari Singapura yang sebagian uang Indonesia dimasukkan ke PMDN, maka sebenarnya PMDN lebih tinggi dari PMA.
"Tetapi okelah, apapun itu. Negara dari langit pun kalau masuk ke Indonesia akan kita urus dengan baik selama mengikuti perundang-undangan,” terangnya.
Untuk menandingi Singapura, lanjut Bahlil, Indonesia telah menyiapkan pusat industri keuangan (financial centre) di Ibu Kota Nusantara alias IKN. “Insya Allah 2024 sudah dikelarkan,” ungkapnya.
Kemudian di posisi kedua ada China dengan nilai PMA US$ 1,8 miliar. Di peringkat ketiga ada Hong Kong dengan nilai PMA US$ 1,7 miliar.
Sementara Jepang menempati rangking keempat dengan PMA US$ 1,3 miliar. Malaysia berada di posisi kelima dengan PMA US$ 0,9 miliar.
“Malaysia ini hub juga, Korea hub-nya di sana. Lotte investasi di Cilegon total hampir Rp 60 triliun, itu mereka pakai hub dari Malaysia,” jelas Bahlil.
(aji)