"Tema utama di pasar saham secara bertahap akan bergeser dari pembukaan kembali ke pemulihan, dengan pendorong potensi keuntungan yang kemungkinan berputar dari ekspansi berganda ke pertumbuhan/realisasi pendapatan," tulis Lau.
Menurut Lau pemicu utama pertumbuhan (ekonomi) masih condong ke konsumsi, pada saat sektor jasa masih di bawah rata-rata sebelum pandemi 2019.
Bursa saham China naik pada Senin (20/2/2023) setelah tiga penurunan mingguan. Indeks acuan Hang Seng China naik sebanyak 0,5%, sedangkan patokan CSI 300 daratan naik 1%.
Kenaikan tipis tersebut menunjukkan sentimen yang hati-hati merespons perkembangan terakhir sentimen negatif akhir pekan lalu dimana Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan diplomat top China mengekspos keretakan antara kedua negara atas masalah -masalah berduri.
Beberapa pengamat pasar berharap ketertinggalan bisa berikutnya dari perdagangan pembukaan kembali China akan menjadi penggilingan yang lambat karena investor mengalihkan perhatian mereka ke fundamental.
"Investor kemungkinan akan membutuhkan bukti konkret untuk mengkonfirmasi bahwa fundamental memang membaik ketika transisi siklus menjadi pertumbuhan," tulis ahli strategi Goldman. Dengan demikian, statistik makro Januari-Februari, dua sesi, dan pendapatan kuartalan dari perusahaan Cina akan menjadi faktor penting untuk ditambahkan, tambah mereka.
(bbn)