Pengujian rudal balistik Korut telah dilarang di bawah sanksi internasional yang diberlakukan untuk pengembangan senjata nuklir. Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan pada Minggu (19/02/2023), rudal terbaru Korea Utara Hwasong-15 mencapai ketinggian maksimum 5.768,5 kilometer dan terbang sejauh 989 kilometer.
Adik perempuan Presiden Korut Kim Jong Un, Kim Yo Jong, memberikan pernyataan secara terpisah melalui KCNA, "Kami memperingati AS untuk berhenti menipu dunia dengan mengatakan bahwa mereka tidak memusuhi DPRK [Democratic People's of Republic Korea/Korut]. Mereka harus menghentikan semua tindakan yang mengancam keamanan negara."
Sebelumnya, AS telah melakukan latihan gabungan dengan sekutunya di wilayah tersebut sebagai tanggapan atas provokasi Korut. Selama beberapa dekade, Pyongyang telah mengecam latihan gabungan itu sebagai awal dari invasi dan perang.
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol juga mengadakan kembali latihan militer bersama dengan AS yang sebelumnya telah dihentikan oleh pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump. Trump saat itu berharap langkah tersebut dapat memudahkan negosiasi nuklirnya dengan Kim.
Bulan lalu, AS dan Korsel menyampaikan rencana mereka untuk meningkatkan skala latihan militer gabungan. Mereka juga memperluas kerja sama dengan Jepang untuk mengoordinasikan komunikasi yang lebih baik terhadap provokasi dari Korea Utara.
-Dengan asistensi Sangmi Cha.
(bbn)