Di sisi lain, pelaku pasar juga mencerna pidato Kepala Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve Jerome Powell. Dalam forum Economic Club of New York, Powell menyebut peningkatan imbal hasil (yield) obligasi jangka panjang mulai mereda. ini menandakan kebutuhan untuk menaikkan suku bunga acuan lebih lanjut tidak setinggi sebelumnya.
“Sepertinya secara prinsip bukan berarti ada ekspektasi kami harus berbuat lebih. Saya tidak menargetkan suku bunga di level tertentu,” tuturnya.
Mengutip CME FedWatch, peluang tidak ada kenaikan suku bunga acuan dalam rapat The Fed Desember kini mencapai 70%. Sebelumnya, kemungkinannya hanya mendekati 50%.
“Jika The Fed sampai menurunkan suku bunga acuan, maka harga emas bisa mencapai US$ 2.100/ons,” tegas Ghali.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian, emas memang sedang bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 70,69.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset berada di posisi bullish. Namun RSI emas sudah di atas 70, yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, harga emas berisiko mengalami koreksi. Target koreksi atau support terdekat ada di US$ 1.939/ons. Jika tertembus, maka ada kemungkinan harga meluncur turun menuju US$ 1.899/ons.
Sementara itu, harga emas sudah menembus resisten US$ 1.972/ons. Ini membuka kemungkinan harga naik menuju US$ 1.985/ons. Target paling optimistis ada di US$ 2.072/ons.
(aji)