Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) mencatatkan penurunan laba bersih seiring dengan peningkatan pembiayaan bermasalah di Kuartal III-2023.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan, BTPS mencatatkan laba bersih konsolidasian Rp1 triliun pada periode Januari-September 2023, turun 24,4% secara year on year (YOY) dibandingkan sebelumnya Rp1,33 triliun. Amblesnya laba bersih dipengaruhi peningkatan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment), dari Rp634 miliar di kuartal III-2022 menjadi Rp1,19 triliun pada kuartal III-2023.
Kenaikan beban tersebut tak mampu ditutupi oleh pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang hanya naik 6,4% menjadi Rp3,95 triliun. Adapun penyaluran pembiayaan masih didominasi oleh murabahah dengan nilai Rp11,9 triliun, naik 5,38% secara yoy.
BTPS menyatakan terjadi peningkatan rasio pembiayan bermasalah atau NPF menjadi 3,02% dari setahun sebelumnya 2,36%. Peningkatan ini mendorong NPF netto naik menjadi 0,7% dari setahun sebelumnya 0,13%, meskipun perseroan telah meningkatkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).
Fachmy Achmad, Direktur Keuangan BTPN Syariah dalam siaran pers menyatakan meski kondisi masih cukup menantang, BTPN berkomitmen untuk menjadi bank yang sehat. Tercatat di kuartal ini, mayoritas rasio-rasio penting Bank masih berada di atas industri. Di sisi lain, kami terus menggulirkan program untuk memperkuat kapasitas masyarakat inklusi sebagai wujud komitmen Bank dalam mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia menjadi lebih berarti,” ungkap Fachmy Achmad.
BTPN Syariah merupakan salah satu bank syariah yang dikenal memiliki margin tinggi. Pada Kuartal III-2023, net imbalan BTPN Syariah tercatat 25,99% dan net operating margin 8,07%.. Sementara itu return on asset (ROA) tercatat 7,78% dengan return on equity (ROE) 16,96%.
Seiring dengan penurunan laba yang terjadi tahun ini, harga saham emiten berkode BTPS telah turun 39,07% secara year to date. Bahkan kemarin, saham BTPS ambles 9,09% ke Rp1.700.
(roy)