Sedangkan dari sisi transaksi modal dan finansial, terjadi perbaikan meski masih negatif. Pada kuartal IV-2022, transaksi modal dan finansial membukukan defisit US$ 0,4 miliar (0,1% PDB). Menipis dibandingkan defisit kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 5,5 miliar (1,6% PDB).
"Ini terutama ditopang oleh investasi langsung yang membukukan peningkatan surplus sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek perbaikan ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga. Tekanan aliran keluar neto investasi portofolio juga mulai berkurang seiring dengan arus masuk di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang mulai berlangsung sejak pertengahan triwulan IV 2022. Selain itu, transaksi investasi lainnya mengalami penurunan defisit antara lain disebabkan oleh penarikan penempatan swasta di tengah peningkatan kewajiban pembayaran utang luar negeri," papar laporan BI.
Secara keseluruhan 2022, NPI mengalami surplus US$ 4 miliar. Lebih rendah dibandingkan surplus 2021 yang US$ 13,5 miliar.
Surplus transaksi berjalan sepanjang 2022 adalah US$ 13,2 miliar (1% PDB). Jauh lebih tinggi dibandingkan 2021 yang surplus US$ 3,5 miliar (0,3% PDB). Kinerja tersebut terutama didukung oleh peningkatan ekspor sejalan dengan harga komoditas global yang masih tinggi dan permintaan atas komoditas Indonesia yang tetap baik, di tengah impor yang juga meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik.
"Sementara itu, transaksi modal dan finansial sepanjang 2022 mencatat defisit US$ 8,9 miliar seiring dengan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," sebut laporan BI.
"Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," pungkas laporan BI.
(aji)