Logo Bloomberg Technoz

Tak Cuma Jamu Pahit Kenaikan Bunga, BI Juga Beri Jamu Manis

Mis Fransiska Dewi
19 October 2023 18:20

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkuat Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) setelah sebelumnya menambah likuiditas perbankan mencapai Rp50 triliun. Kali ini, BI menambah Rp28,79 triliun untuk menambah likuiditas perbankan.

“Jadi masih ada potensi Rp20 triliun yang bisa dimanfaatkan perbankan untuk menyalurkan kredit. Janji lho para bankir jangan lagi ditaruh di SBN,” kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam  konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur, Kamis (19/10/2023). 

Selain itu, bank sentral juga menurunkan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM). Selama ini, PLM adalah 6% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang harus disimpan dalam sekuritas kualitas tinggi seperti SBN. 

“Kami turunkan 1% dari DPK. DPK sekarang itu sekitar Rp8.000 triliun. Kalau 1% itu sekitar tambahan likuiditas Rp81 triliun. Kami mohon para perbankan tambahan dari Rp30 triliun KLM, Rp81 triliun penurunan PLM ayo kita dorong untuk menyalurkan kredit pembiayaan,” tutur Perry.

Perry menyebut, hal ini guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan melindungi ekonomi Indonesia dari dampak global yang tidak menentu.