Terlebih, menurut estimasi Bank Mandiri, setiap 10% kenaikan harga bensin Pertamax atau di atasnya berpotensi meningkatkan inflasi sebesar 0,04 poin persentase (ppt). Sementara itu, kenaikan harga Pertalite 10% berpotensi meningkatkan inflasi sebesar 0,27 ppt.
Di lain sisi, BI pada hari ini mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6% dari sebelumnya 5,75%. Ini merupakan kenaikan pertama sepanjang tahun berjalan.
Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, kenaikan itu ditujukan untuk menjaga stabilitas rupiah dari dampak ketidakpastian global, khususnya isu geopolitik seperti konflik antara Israel melawan kelompok Hamas di Palestina.
Terkait dengan keputusan itu, Zuhdi menyebut kebijakan bank sentral akan menjadi salah satu penahan beban subsidi BBM di Indonesia, yang notabene sangat memengaruhi nilai tukar rupiah.
Posisi Indonesia sebagai net importer minyak mentah dan BBM, lanjutnya, membuat fluktuasi mata uang Garuda terhadap greenback akan berpengaruh sangat signifikan terhadap beban subsidi energi, khususnya bahan bakar minyak.
"Kalau kita lihat dari awal tahun, sebenarnya harga minyak ini untuk 7 bulan pertama itu berada di bawah asumsi makro pada APBN 2023 yang sebesar US$90/barrel. Jika melihat harga minyak saja, saya melihat APBN masih dapat menahan peningkatan beban subsidi dan kompensasi pada masa peningkatan harga minyak ini," terangnya.
"Namun memang, ada faktor lain, seperti nilai tukar yang cenderung melemah. [Dalam] asumsi makro 2023 itu, [rupiah dipatok] sekitar Rp14.800/US$, sedangkan sekarang sudah tembus ke Rp15.800/US$. Kalau dilihat dari sisi impor, hingga Juli 2023, net import produk minyak kita mencapai US$13,8 miliar atau turun 22,6% secara year on year."
Per hari ini, nilai tukar rupiah di pasar spot bertengger di level terlemah di Rp15.818/US$ pada pukul 09:12 WIB. Kenaikan itu merupakan level rekor terlemah rupiah yang terakhir terlihat pada April 2020 ketika pandemi Covid-19 masih sangat hangat memporak-porandakan perekonomian.
Beberapa bank bahkan tercatat sudah mulai menjual rupiah di level Rp16.000/US$.
Sekadar catatan, bensin bersubsidi Pertalite dijual Rp10.000/liter. Terakhir kali harga Pertalite dinaikkan adalah pada 3 September 2022, dari harga sebelumnya yaitu Rp7.650/liter. Saat itu, harga minyak dunia berada di bawah US$90/barel, setelah mengamuk di atas US$100/barel pada Januari—Mei 2022.
Adapun, harga minyak bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Brent berada di US$91,29/barel, turun tipis 0,19% dari hari sebelumnya. Meski demikian, harga Brent masih membukukan kenaikan 6,56% dalam sepekan terakhir.
West Texas Intermediate (WTI) harganya US$88,16/barel, turun 0,17% secara harian. Dalam sepekan terakhir, harga WTI masih naik 5,67% secara point-to-point.
(wdh)