Logo Bloomberg Technoz

Kenaikan beban cicilan akan menggerus proporsi pendapatan untuk konsumsi atau belanja. Tanpa pengimbangan kenaikan pendapatan, beban cicilan yang meningkat akan mengikis daya beli.

Di Indonesia sejauh ini rata-rata bunga kredit konsumsi berada di kisaran 10,27% per Agustus 2023. Kredit konsumsi di sini termasuk KPR, KKB (kredit kendaraan bermotor), kredit multiguna, kredit tanpa agunan dan kartu kredit. 

Dengan mulai naiknya lagi BI7DRR setelah delapan bulan berturut-turut ditahan, ada potensi bunga kredit bank termasuk bunga KPR akan merangkak naik.

Sebagai gambaran, sebelum menaikkan bunga lagi hari ini, BI sempat menaikkan bunga pada periode Agustus 2022-Januari 2023 hingga 225 bps. Laporan analisis Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) Bank Indonesia yang dirilis hari ini mencatat, tingkat bunga kredit baru turun 27 bps dari 10,17% di Agustus menjadi 9,9% pada September.

"Namun demikian, rata-rata berjalan 3 tiga bulan untuk suku bunga kredit baru tercatat masih meningkat sebesar 12 bps dari 9,88% menjadi 10% pada September sebagai akibat lag effect dari kenaikan suku bunga kebijakan BI7DRR," kata BI, dikutip Kamis (19/10/2023).

Suku bunga kredit pada sektor konsumsi juga secara konsisten berada di atas suku bunga kredit agregat, meskipun memiliki risiko kredit yang rendah. "Kondisi ini menunjukkan kehati-hatian perbankan dalam asesmen risiko untuk kredit konsumtif," jelas bank sentral.

Komponen SBDK terdiri atas Harga Pokok Dana Kredit (HPDK), overhead cost dan margin keuntungan. Hasil asesmen Bank Indonesia, HPDK pada Agustus tetap berada pada level 3,34%, atau tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya.

Sedangkan berdasarkan kelompok bank, HPDK relatif stabil pada kelompok bank BPD dan BUSN, turun 1 bps pada kelompok bank BUMN dan meningkat 4 bps pada kelompok bank asing.

Permintaan KPR Melambat

Mengacu pada hasil survei penawaran dan permintaan kredit perbankan yang dirilis Bank Indonesia awal pekan ini, terungkap bila ada gelagat permintaan KPR terindikasi melambat dalam 3-6 bulan ke depan.

Sementara untuk jenis kredit multiguna diprediksi akan naik dalam satu kuartal hingga satu semester ke depan.

BI mencatat, pada September lalu, jenis pembiayaan yang terbanyak diajukan oleh nasabah rumah tangga atau individu adalah kredit multiguna. Sementara jenis kredit konsumsi lain seperti KKB, KPR dan kredit peralatan rumah tangga kesemuanya turun.

"Pada enam bulan mendatang, permintaan KPR diperkirakan turun," kata BI.

Baca juga: Bunga KPR Amerika Tertinggi 23 Tahun, Tapi di Indonesia Lebih Mencekik 

Dari sisi perbankan, kebijakan penyaluran kredit (lending standard) juga lebih ketat terutama untuk jenis kredit investasi dan modal kerja. Namun, untuk KPR sejatinya perbankan menerapkan lending standard yang lebih longgar.

Sebagai pengimbangan kenaikan bunga acuan, BI juga memastikan pemberian insentif mendorong pertumbuhan kredit akan tetap dilangsungkan termasuk melalui pembebasan uang muka untuk KPR dan KKB.

"Melanjutkan kebijakan loan to value kredit properti paling tinggi 100% untuk semua jenis properti. Melanjutkan pelonggaran uang muka kredit kendaraan bermotor paling sedikit 0% untuk mendotong pertumbuhan kredit. Berlaku mulai 1 Januari hingga 31 Desember 2024," ungkap Perry.

(rui/aji)

No more pages