“GTF akan menjadi sumber pertumbuhan GOTO dari sisi transaksi (GTV) serta langkah besar mencapai profitabilitas karena dari sisi marjin besar serta monetisasi atau take rate naik," Kata Rizal.
Rizal juga menyampaikan potensi funding dari adanya fitur GoPay Tabungan signifikan. Ia mencontohkan jika ada 10 juta pengguna GoPay mengaktifkan fitur tabungan dan menabung rata-rata Rp 1 juta, maka potensi fundingnya mencapai Rp 10 triliun.
“Jika bunga yang ditawarkan kompetitif mencapai 7% maka cost of fund setara dengan Rp 600 miliar. Namun jika 90% dana bisa digunakan untuk lending dengan bunga 20-25% dan risiko default 4% maka marjin bersihnya setara 9-13% yang mana untuk industri keuangan termasuk besar.” jelas Rizal.
Ia juga menjelaskan jika digenjotnya GoPay Tabungan akan menjadi katalis positif untuk harga sahamnya karena ada potensi kenaikan valuasi saham GOTO jika dieksekusi dengan baik.
Menurutnya saat ini analis banyak yang memperkirakan pertumbuhan transaksi atau GTV dari segmen GTF dapat tumbuh 10% dengan take rate 0,5-0,6% dan divaluasi setara dengan Rp 10-12 triliun. Nilai tersebut berkontribusi 10-12% dari valuasi wajar GOTO.
Dengan adanya GoPay Tabungan, pertumbuhan GTV dan take rate segmen GTF diperkirakan bisa tumbuh lebih tinggi ke depan.
“Jika pertumbuhan mencapai 15-20% dan take rate sampai 1% saja maka valuasi GTV standalone bisa mencapai 2x dari sekarang. Artinya akan ada potensi re-rating valuasi wajar GOTO setidaknya Rp 10 triliun lagi. Belum mempertimbangkan sinergi dengan Bank Jago yang juga berpotensi mendapatkan re-rating.” Tegas Rizal.
Hitung-hitungan Rizal dampak ke valuasi wajarnya bisa ada upside 10%. Kalau saat ini target price ada di kisaran Rp 100-120, maka dengan upside tersebut bisa menggeser target price ke Rp 110-132.
(dba)