Logo Bloomberg Technoz

RI Boroskan Konsumsi Nikel, Meski Punya Potensi 17 Miliar Ton

Wike Dita Herlinda
19 October 2023 10:00

Material mixed hydroxide precipitate (MHP) dalam rangkaian proses pengolahan nikel milik Harita Nickel. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)
Material mixed hydroxide precipitate (MHP) dalam rangkaian proses pengolahan nikel milik Harita Nickel. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pemerintah akan mendorong smelter berbasis rotary kiln-electric furnace (RKEF) untuk memasok produk mereka ke industri baja nirkarat atau stainless steel, sebagai upaya menekan konsumsi bijih nikel secara berlebihan di tingkat hulu.

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif mengatakan, meski Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar dunia, jumlah yang belum tereksplorasi masih jauh lebih banyak.

Dengan demikian, pemerintah menilai tetap diperlukan upaya mengurangi laju konsumsi bijih nikel guna memperpanjang umur cadangan komoditas mineral logam tersebut, yang sebelumnya diperkirakan hanya akan mencukupi untuk 15 tahun ke depan.

Irwandy mengatakan penghematan konsumsi bijih nikel dilakukan dengan memikirkan bagaimana produk nickel pig iron (NPI) dan feronikel dapat diproses untuk industrialisasi menjadi produk baja nirkarat.

“Ini yang perlu kita dorong bagi mereka yang sudah berupaya memiliki [smelter] teknologi RKEF untuk produksi NPI dan feronikel. Untuk memberikan dorongan tersebut di RKEF, produksi NPI dan feronikel nanti diupayakan untuk terus ke arah stainless steel untuk mengurangi konsumsi biji nikel di hulu. Ini menjadi sangat penting untuk keseimbangan supply chain dari nikel kita," ujarnya, dikutip Kamis (19/10/2023).