Laporan Goldman Sachs soal rebound di bursa saham China bisa menjadi penarik minat investor untuk masuk ke pasar. Investor juga patut mencermati rilis data suku bunga pinjaman (prime lending rate) China yang dirilis hari ini.
Mengenai tensi geopolitik, hubungan AS-China masih belum membaik. Diplomat China menuding respon AS dengan menembak balon terlalu “berlebihan”. Sementara Menteri Luar negeri AS Anthony Blinken menegaskan masuknya objek China ke wilayah udara AS adalah hal yang “tidak bertanggung jawab”.
Selain itu, ada perkembangan lain yaitu Korea Utara melakukan uji coba misil balistik antar-benua.
Di luar itu, investor akan mencermati arah suku bunga. Pelaku pasar sudah memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan masing-masing 25 basis poin (bps) dalam 2 rapat mendatang. Kamis pekan lalu, sejumlah pejabat teras The Fed menyebut kenaikan yang lebih tinggi bukan hal yang mustahil.
Thomas Barkin, Presiden The Fed Richmond, Jumat lalu mengatakan dirinya lebih condong dengan kenaikan 25 bps dalam rapat bulan ini untuk memberikan “fleksibilitas” bagi bank sentral dalam meredam inflasi. Sementara Michelle Bowman, Gubernur The Fed, menyebut suku bunga masih harus dinaikkan karena inflasi masih “terlalu tinggi”.
Di pasar komoditas, harga minyak mencatatkan koreksi terpanjang sepanjang 2023. Kenaikan stok minyak AS dan pengetatan moneter melampaui optimisme akan pertumbuhan permintaan di China.