Gelombang jual di pasar global masih besar sampai tadi malam dengan imbal hasil Treasury sudah menembus 4,91%, tertinggi sejak Juni 2007. Kombinasi antara sentimen buruk dari Timur Tengah yang telah melesatkan harga minyak, ditambah pernyataan para pejabat the Fed yang menegaskan lagi kebutuhan bank sentral mempertahankan kebijakan pengetatan sampai target inflasi bisa dicapai.
Di pasar spot kemarin, harga dolar AS ditutup semakin mahal di kisaran Rp15.730/US$. Sedangkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate ditutup di Rp15.731/US$.
Baca juga: Indonesia dan India Hadapi Risiko Terbesar Bila Krisis Gaza Meluas
Analisis teknikal
Secara teknikal, rupiah masih memperlihatkan potensi pelemahan hari ini dengan koreksi terbatas di area Rp15.745-Rp15.770/US$. Sedangkan resistance terdekat ada di level Rp15.705/US$ dan Rp15.680/US$.
Bila arah angin berbalik menguntungkan rupiah dan mata uang Indonesia bisa menyentuh level resistance-nya, rupiah bisa melaju ke Rp15.634/US$.
Namun, selama nilai rupiah masih bertengger di atas Rp15.700/US$, maka potensi pelemahan masih terbuka.
-- dengan bantuan M. Julian Fadli.
(rui)