Kemarahan atas insiden ini mengakibatkan batalnya pertemuan antara Biden dan para pemimpin negara-negara Arab setelah kunjungan ke Israel.
Presiden AS mengakui skeptisisme di dunia Arab setelah ledakan itu. Dia mengatakan bahwa ada "banyak orang di luar sana" yang meragukan penjelasan Israel. Biden menambahkan, dia dan Netanyahu memiliki tugas untuk meyakinkan mereka yang percaya bahwa Israel yang harus disalahkan.
Gedung Putih berharap perjalanan ke wilayah tersebut dapat membantu upaya mereka mendapatkan bantuan kemanusiaan tambahan bagi warga Palestina, dengan tujuan meyakinkan kekuatan regional lainnya, termasuk Iran, untuk menghindari eskalasi konflik.
Sebaliknya, sebagian besar fokus terpusat pada menunjukkan dukungan untuk Israel setelah serangan oleh Hamas pada 7 Oktober. Serangan itu menewaskan sekitar 1.400 orang dan menyebabkan setidaknya sekitar 200 orang yang dijadikan tawanan.
"Bagi rakyat Israel, tidak ada yang lebih baik daripada memiliki seorang sahabat sejati seperti Anda yang berdiri bersama Israel, dan membuat Anda berada di Israel," kata Netanyahu. "Kunjungan Anda ke sini adalah kunjungan pertama seorang presiden Amerika di Israel pada saat perang."
Nantinya, Biden diharapkan akan bertemu dengan keluarga korban Israel, termasuk kerabat dari mereka yang disandera di Gaza. Dia kemudian dijadwalkan untuk memberikan pernyataan publik tentang konflik dan berunding dengan Presiden Israel Isaac Herzog.
Kunjungan Biden ke Israel, yang mendapat dukungan bipartisan yang luas di AS, dan ke wilayah perang memberikan kesempatan politik yang jelas bagi presiden berusia 80 tahun itu, yang telah berusaha untuk mengatasi kekhawatiran tentang usianya dan kompetensinya dengan menggunakan pengaruh AS di luar negeri.
"Saya ingin rakyat Israel, rakyat di seluruh dunia, tahu di mana Amerika Serikat berdiri," kata Biden.
Namun, Biden harus menyeimbangkan dukungan tersebut dengan kemarahan yang semakin besar atas ledakan di rumah sakit.
Ribuan warga Palestina telah tewas di Gaza sejak militer Israel merespons serangan Hamas awal bulan ini dengan serangan udara massal. Hamas diperkirakan akan merencanakan serangan darat dalam waktu dekat. Netanyahu bersumpak untuk sepenuhnya menghancurkan Hamas.
Sebagai tanggapan terhadap ledakan di rumah sakit, para pemimpin Yordania, Mesir, dan Otoritas Palestina, yang menguasai Tepi Barat, membatalkan sebuah pertemuan tingkat tinggi dengan Biden yang seharusnya berlangsung pada Rabu malam. Yordania seharusnya menjadi tuan rumah di ibu kotanya, Amman.
Para pemimpin Arab, Turki, dan Hamas menyalahkan Israel atas pengeboman tersebut. Militer Israel mengatakan militan Palestina dari Islamic Jihad yang bertanggung jawab, karena roket yang mereka tembakkan mengalami kerusakan dan jatuh di wilayah Gaza.
Ledakan tersebut menyebabkan protes besar di sekitar kedutaan besar Israel dan Amerika di seluruh dunia Arab, serta di Tepi Barat.
Para pejabat AS mengatakan Biden akan berbicara melalui telepon dengan pemimpin Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, dan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi setelah meninggalkan Israel.
Netanyahu dalam pertemuan dengan Biden dan kabinet perang Israel mengatakan bahwa Hamas bertanggung jawab atas konflik ini, dan "harus bertanggung jawab atas semua korban warga sipil."
"Kita melihat akibat dari kejahatan mengerikan ini kemarin, ketika sebuah roket yang ditembakkan oleh teroris Palestina gagal dan jatuh di Rumah Sakit Palestina," kata Netanyahu. "Seluruh dunia sangat marah. Dan kemarahan ini seharusnya tidak ditujukan kepada Israel, tetapi kepada para teroris."
(bbn)