Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terus meroket, meski tidak lagi sentuh auto reject atas (ARA).
Kenaikan itu membuat valuasi saham entitas Grup Barito milik Prajogo Pangestu relatif menjadi lebih mahal dibanding saham lain di industri sejenis. Bukan hanya melampaui perusahaan sejenis di luar negeri, valuasi saham BREN juga berada di atas rata-rata valuasi industrinya secara global.
Tercatat, jumlah saham beredar BREN sebanyak 133,78 miliar, dengan nilai ekuitas US$474,29 juta, atau setara dengan sekitar Rp7,1 triliun. Di harga Rp3.520/saham, rasio price to book (PBV) BREN naik menjadi sekitar 66 kali. Valuasi ini jauh lebih tinggi dibandingkan saat listing sebesar 14 kali.
Valuasi itu juga melampui rata-rata peers di industri geothermal dunia yang hanya sekitar dua kali, berdasarkan data Bloomberg. Berikut rincian PBV perusahaan-perusahaan tersebut.
- Energy Absolute memiliki PBV 4,6 kali
- Ormat Technologies Incmemiliki PBV 1,98 kali
- Refrigeration Electrical ENG. memiliki PBV 1,62 kali
- Super Energy Corp. PCL.memiliki PBV 0,64 kali.
Jika disandingkan juga dengan segmentasi Renewable Energy Equipment, saham BREN juga jauh lebih mahal. karena rata-rata PBV hanya sekitar satu kali. Emiten-emiten itu adalah sebagai berikut.
- Cesc Ltd. dengan PBV 1,1 kali
- Global Power Synergy Pcl. dengan PBV 1,1 kal
- Tenaga Nasional BHD. dengan PBV 1 kali,
- Sichuan Energy Investment dengan PBV 0,5 kali,
- Power Grid Co. of Bangladesh dengan PBV 0,4 kali.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 13.58 pada perdagangan hari ini, Rabu (18/10/2023), saham BREN telah melesat 180 poin ke level Rp3.610/saham. Volume transaksi mencapai 252,79 juta saham dengan nilai transaksi Rp984/saham.

Kenaikan itu sekaligus mengonfirmasi jika harga BREN sudah naik 362,83% sejak listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober kemarin.
Dari total kenaikan itu, lonjakan sebesar 351,28% terjadi saat saham BREN sentuh ARA selama enam hari beruntun sejak listing.
Kenaikan harga saham juga menggelembungkan kapitalisasi pasar atau market cap perusahaan menjadi Rp470,93 triliun. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan kapitalisasi pasar perusahaan induknya, PT Barito Pacific (BRPT), yang hanya Rp108,28 triliun.
(fad/dhf)