Penurunan dalam investasi dan penjualan properti merupakan titik lemah dalam data ekonomi China terbaru yang positif. Hal ini menyoroti perlunya tindakan lebih kuat untuk mengatasi krisis perumahan yang belum pernah terjadi sebelumnya di China.
"Pasar semakin bearish dengan potensi gagal bayar obligasi dollar Country Garden," kata Patrick Wong, seorang analis Bloomberg Intelligence. Masa depan industri ini "benar-benar tergantung pada langkah-langkah pelonggaran lebih lanjut untuk mendukung pasar perumahan."
Country Garden, perusahaan yang berada di tengah krisis properti China, harus membayar kupon sebesar US$15,4 juta pada obligasi dollar mereka hingga akhir periode penangguhan 30 hari pada tanggal 17-18 Oktober atau dapat dianggap gagal bayar.
Perusahaan tersebut belum mengklarifikasi hari yang akan menandai akhir resmi periode penangguhan, mengingat tenggat waktu awal yang terlewat pada tanggal 17 September jatuh pada hari Minggu.
Sementara itu, pengembang lainnya, Evergrande menghadapi kemungkinan akan dilikuidasi pada tanggal 30 Oktober. Keputusan untuk melikuidasi perusahaan akan mengguncang raksasa properti yang sedang berjuang untuk menyelesaikan rencana restrukturisasi gina membayar utang kepada kreditornya.
Data terbaru menunjukkan bahwa penjualan rumah di China turun 3,2% secara tahunan dalam tiga kuartal pertama, sementara investasi properti merosot lebih dari yang diperkirakan sebesar 9,1%.
Meski demikian, ekonomi terbesar kedua di dunia itu tumbuh sebesar 4,9% pada periode Juli-September dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Capaian ini melampaui perkiraan para ekonom yang sebesar 4,5%.
(bbn)