Prediksi BI7DRR
Inflasi Rendah Tapi Rupiah Lemah, Haruskah Bunga Acuan Naik?
Ruisa Khoiriyah
18 October 2023 13:55
Bloomberg Technoz, Jakarta - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang digelar mulai hari ini dan diumumkan hasilnya esok Kamis, dipastikan akan berlangsung lebih pelik di tengah ketidakpastian global yang semakin memuncak hari-hari ini.
Para pengambil kebijakan di MH Thamrin akan dihadapkan pada tekanan lebih besar, apakah akan bertahan dengan level bunga saat ini dengan risiko rupiah bisa kian tersudut akibat penyempitan selisih imbal hasil Indonesia dengan Amerika. Atau, bergerak mendahului kurva melalui kenaikan bunga acuan dengan risiko pertumbuhan ekonomi domestik yang juga masih dibebani kelesuan global, akan terseret melemah.
Imbal hasil surat utang Amerika semalam kembali mencetak rekor tertinggi dengan menembus 4,83%. Sementara level yield UST-2 tahun sudah di 5,2%, level yield yang terakhir terlihat pada 2006 silam. Kenaikan itu terpicu oleh data penjualan ritel Amerika yang memperlihatkan perekonomian negeri itu masih sangat tangguh dan bisa mendorong bunga acuan tetap tinggi.
Kini, selisih imbal hasil antara Indonesia dan Amerika telah menyentuh level terendah, hanya berjarak 192 bps dengan yield SUN 10 tahun masih di 6,73%.
Hasil konsensus ekonom yang disurvei oleh Bloomberg sampai saat ini menghasilkan median estimasi BI7DRR akan dipertahankan di 5,75%, untuk kesembilan kali berturut-turut bulan ini.