Puluhan dokumen rahasia Amerika Serikat menyebutkan bahwa Prabowo Subianto memerintahkan Kopassus untuk menghilangkan paksa sejumlah aktivis pada Reformasi 1998.
Dokumen-dokumen yang dirilis ke publik oleh lembaga Arsip Keamanan Nasional (NSA) berlatar belakang periode Agustus 1997 sampai Mei 1999. Isinya antara lain percakapan staf Kedutaan AS di Jakarta dengan pejabat-pejabat Indonesia tentantang 1998 di Indonesia.
Arsip tertanggal 7 Mei 1998 ini mengungkap catatan staf Kedutaan Besar AS di Jakarta mengenai aktivis yang menghilang dan ditahan di fasilitas Kopassus di Jalan Raya Bogor. Sementara pada saat kampanye untuk Pilpres 2014, bahwa terkait peristiwa 1998, dia hanya menjalankan perintah atasan.
Sementara aktivis yang menjadi korban penculikan baru-baru ini juga bersuara tentang rekam jejak Prabowo.
Mantan Sekjen PRD Petrus Hari Hariyanto mengingatkan, Prabowo dinyatakan bersalah karena melakukan tindakan penculikan dan dipecat dari ABRI. Prabowo saat itu kemudian pergi meninggalkan Indonesia pada masa transisi politik dan memilih mengamankan diri di Yordania. Petrus yang dahulunya merupakan Sekjen PRD kala Budiman sebagai Ketua PRD juga mengecam Budiman sebagai politikus lupa sejarah.
Selain Petrus dalam konferensi pers mengingatkan "dosa" Prabowo, hadir pula mantan aktivis PBBI Wilson dan aktivis Solidaritas Mahasiswa Indonesia Demokrasi Lilik HS.
"Kami lalu diadili dengan dakwaan dinyatakan merongrong kekuasaan negara. Kami dinyatakan ingin menggulingkan pemerintahan. Kami dinyatakan ingin mengganti ideologi Pancasila. Kami diadili dijatuhkan hukuman dan diadili kurungan dalam penjara,” kata Petrus di gedung YLBHI dalam konferensi pers pada Kamis (27/7/2023).
Setelah mengasingkan diri selama beberapa tahun di Yordania, Prabowo kembali ke Indonesia dan aktif sebagai pengusaha.
Prabowo mulai aktif dalam politik Indonesia setelah mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004, namun kalah dari Wiranto.
Tidak patah arang, pada 2008 Prabowo mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bersama adiknya, Hasjim dan sejumlah figur seperti mantan DeputiV Badan Intelijen Negara Bidang Penggalangan Muchdi Purwoprandjono dan mantan aktivis Fadli Zon.
Prabowo awalnya tidak menjadi ketua umum partai itu. Namun beberapa tahun terakhir dia menjadi Ketua Umum Partai Gerindra.
Dia pertama kali mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan Megawati yang mencalonkan diri sebagai presiden dalam pilpres 2009. Dia kalah dari pasangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai petahana (incumbent), yang berpasangan dengan Boediono.
Tanpa patah semangat, Prabowo kembali mencalonkan diri di pilpres 2016 dan kali ini sebagai calon presiden berpasangan dengan Hatta Rajasa, namun lagi-lagi dia kalah. Saat itu, Prabowo dikalahkan oleh pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla
Perjalanan politiknya tidak berhenti karena lagi-lagi dia maju sebagai calon presiden di pilpres 2019 berpasangan dengan Sandiaga Uno yang mengundurkan diri dari kedudukannya sebagai wakil Gubernur DKI Jakarta. Nasib belum berpihak pada Prabowo, karena dia kalah dari Presiden Joko Widodo yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin.
Kini, dia kembali mengadu nasib untuk ketiga kali dengan mengusung putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, untuk berlaga di Piplres 2024 melawan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
(ezr)