Logo Bloomberg Technoz

“Mereka yang berpikir bahwa Bank of England mungkin mulai memoderasi kebijakan dalam jangka pendek akan kecewa. Secara keseluruhan, data ekonomi bersifat ambigu, membuat prospek jangka pendek dan menengah sangat tidak pasti,” lanjutnya.

Suku bunga BOE diprediksi naik setengah poin persentase menjadi 4,52% sebelum  September.

Apa kata para ekonom Bloomberg ... 

“Rebound tak terduga dalam penjualan ritel pada awal tahun nampaknya tidak dapat mencegah Inggris jatuh ke dalam resesi. Sebaliknya, belanja konsumen akan tetap tertekan di tengah tekanan pendapatan sepanjang generasi ini.”

—Niraj Shah, Ekonom Bloomberg.

Menurut ONS, diskon telah membantu meningkatkan penjualan ritel, meskipun penjual makanan dan pakaian tetap menderita. Penjualan bahan bakar naik karena harga di SPBU turun seiring dengan harga minyak mentah.

"Setelah penurunan tajam pada Desember, penjualan ritel sedikit meningkat di bulan Januari, meskipun tren umumnya tetap turun," kata Darren Morgan, direktur statistik ekonomi di ONS.

“Diskon membantu meningkatkan penjualan untuk penjual online serta toko perhiasan, toko kosmetik, toko karpet, dan perabotan,” ujarnya.

Sementara penjualan di toko pakaian turun 2,9% bulan ke bulan, toko perlengkapan rumah tangga mengalami kenaikan volume 0,8%. ONS juga melihat penjualan toko-toko pada kategori lainnya melonjak 3,6%.

Angka-angka tersebut akan membantu BOE menimbang seberapa jauh perlu menaikkan suku bunga untuk mencegah spiral inflasi.

Penjualan ritel tetap 1,4% di bawah level sebelum pandemi. Namun nilai penjualan naik 14% dibandingkan periode yang sama, menunjukkan bahwa konsumen membayar lebih untuk membeli barang dalam jumlah yang lebih sedikit karena inflasi.

Pengeluaran konsumen Inggris (Sumber: Bloomberg)

Laporan terpisah pada pekan ini menunjukkan bahwa upah yang disesuaikan dengan inflasi turun dan inflasi dua digit bertahan selama lima bulan berturut-turut. Kepala Ekonom BOE Huw Pill pada Kamis (16/02/2023) mengatakan para pembuat kebijakan harus tetap waspada terhadap inflasi tetapi mengisyaratkan kemunkinan laju kenaikan suku bunga melambat.

“Ketika pasar tenaga kerja semakin ketat, ada risiko pengecer akan berlomba untuk menaikkan gaji karyawan,” kata Aled Patchett, kepala ritel dan konsumen di Lloyds Bank. "Ini bisa memicu inflasi, yang meskipun kemungkinan akan mereda menjelang paruh kedua tahun ini, masih akan tetap tinggi."

Lynda Petherick, kepala ritel di Accenture, mengatakan para pengecer akan lega melihat perdagangan bergerak ke arah yang positif.

Namun dia menambahkan jalan ke depan untuk bisnis akan terus berbatu. “Data yang keluar minggu ini menunjukkan harga terus naik, meskipun pada tingkat yang lebih lambat, sehingga konsumen masih cenderung berhati-hati,” kata dia.

Pergeseran Pasca-Pandemi

Pembacaan bulan lalu mencerminkan pergeseran ke arah tren yang lebih normal setelah pandemi. Penjualan alkohol anjlok dari tahun lalu di saat masyarakat kembali kunjungi restoran dan bar.

Proporsi penjualan online turun menjadi 25% pada Januari 2023 dari 25,7% pada Desember 2022, namun masih jauh lebih tinggi dari level sebelum pandemi sebesar 19,8% pada Februari 2020.

Lisa Hooker, leader untuk pasar konsumen di PwC mengatakan bahwa peralihan e-commerce saat pandemi tidak menciptakan peningkatan yang berkelanjutan dalam belanja online.

Prospek di kalangan pengecer tetap suram dan  melaporkan hasil yang mengecewakan dalam beberapa pekan terakhir karena rumah tangga menahan pengeluaran setelah berbelanja selama Natal.

Bahkan supermarket pun merasakan hal serupa. Pembeli membeli lebih sedikit produk segar, daging, serta unggas sementara penjualan barang beku meningkat, menurut laporan NielsenIQ awal bulan ini.

Unilever Plc, raksasa barang konsumen memperingatkan minggu lalu bahwa pembeli menolak keras dengan harga yang lebih tinggi, yang akan memangkas pertumbuhannya tahun ini. Jaringan supermarket premium Waitrose memangkas harga dengan rekor tertinggi agar pelanggannya tidak berbondong-bondong ke toko diskon seperti Aldi dan Lidl.

“Kami melihat polarisasi antara yang esensial dan yang tidak esensial,” kata Kris Hamer, direktur di British Retail Consortium Director, kepada Bloomberg Radio.

Area utama di mana pertumbuhan masih berlanjut sebagian besar didorong oleh inflasi. Di semua kategori lainnya, ada pertumbuhan yang stagnan atau pertumbuhan negatif.”

Paul Dales, kepala ekonom Inggris di Capital Economics, mengatakan bahwa setahun yang lalu konsumen menjauh dari toko fisik akibat varian omicron Covid-19 dan dampak dari biaya pinjaman yang lebih tinggi belum sepenuhnya terasa.

“Hambatan penuh pada aktivitas dari suku bunga yang lebih tinggi belum terasa,” kata Dales. "Dengan demikian, terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa sektor ritel keluar dari ketakutan dan ekonomi belum akan jatuh ke dalam resesi."

--Dengan asistensi Andrew Atkinson, Joel Rinneby, Harumi Ichikura, Katie Linsell, James Hirai, Caroline Hepker, dan Lizzy Burden.

(bbn)

No more pages