Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Animo pelaku pasar di pasar obligasi domestik semakin surut. Lelang Surat Utang Negara hari ini sepi peminat dengan nilai penawaran masuk menyentuh level terendah sepanjang tahun, di bawah target indikatif yang ditetapkan pemerintah.

Lelang yang digelar menawarkan dua seri SPN jangka pendek dan lima seri Fixed Rate (FR) itu hanya mencatat nilai permintaan dari investor sebesar Rp16,98 triliun, terendah dalam setahun terakhir. Nilai permintaan itu juga lebih rendah dibandingkan target indikatif yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp19 triliun.

Alhasil, karena minat sepi, pemerintah akhirnya hanya menyerap Rp10,2 triliun. Jauh di bawah target dan tidak mampu mendukung rencana pemerintah yang menaikkan nilai emisi SBN di kuartal IV hingga Rp168 triliun.

Tenor 10 tahun, FR100, menjadi seri yang paling banyak diminati dengan mencatat nilai bidding Rp6,76 triliun. Investor meminta imbal hasil hingga antara 6,75%-7,05%, melampaui level yield SUN-10 tahun di pasar sekunder saat ini yang di kisaran 6,72%.

Seri FR yang jatuh tempo 2038 menjadi seri kedua yang banyak diminati dengan nilai permintaan Rp3,13 triliun dan permintaan yield 7,01%-7,2%.

Sementara untuk seri tenor pendek SPN, nilai penawaran tercatat terendah hanya Rp135 miliar untuk SPN03240117 dan Rp340 miliar untuk SPN12241017. Pemerintah tidak memenangkan seri ini dengan permintaan yield yang tinggi hingga 6,35%.

Rendahnya nilai permintaan untuk tenor pendek kemungkinan karena investor mengantisipasi lelang SRBI esok hari yang memberikan yield lebih menarik.

Penyempitan yield

Arus keluar modal asing dari pasar surat utang domestik diprediksi masih akan terus berlangsung dengan semakin sempitnya selisih imbal hasil antara obligasi RI dengan Treasury, surat utang Amerika.

Sejauh ini, yield spread sudah di kisaran 200 bps, kian sempit melampaui rekor terakhir beberapa bulan silam. Tahun ini selisih terjauh dua surat utang terjadi pada Maret lalu sebesar 340 bps.

Analis menilai, selisih imbal hasil yang menarik antara SUN dan UST setidaknya bila yield SUN-10 tahun di kisaran 7,4% atau bila yield spread terjaga di kisaran 300-350 bps. 

Artinya, dengan saat ini yield masih 200 bps, pemodal asing kemungkinan masih akan terus keluar setelah sejak September lalu capital outflow sudah keluar sedikitnya Rp22 triliun. 

Selama periode akhir Juli hingga 13 Oktober lalu, investor asing telah melepas SBN sedikitnya sebesar Rp43,38. Kini asing hanya memegang Rp813,32 triliun, terendah sejak awal Januari 2023. Kepemilikan nonresiden di SBN tertinggi tahun ini terjadi pada 27 Juli sebesar Rp856,7 triliun.

(rui)

No more pages