Sementara untuk seri tenor pendek SPN, nilai penawaran tercatat terendah hanya Rp135 miliar untuk SPN03240117 dan Rp340 miliar untuk SPN12241017. Pemerintah tidak memenangkan seri ini dengan permintaan yield yang tinggi hingga 6,35%.
Rendahnya nilai permintaan untuk tenor pendek kemungkinan karena investor mengantisipasi lelang SRBI esok hari yang memberikan yield lebih menarik.
Penyempitan yield
Arus keluar modal asing dari pasar surat utang domestik diprediksi masih akan terus berlangsung dengan semakin sempitnya selisih imbal hasil antara obligasi RI dengan Treasury, surat utang Amerika.
Sejauh ini, yield spread sudah di kisaran 200 bps, kian sempit melampaui rekor terakhir beberapa bulan silam. Tahun ini selisih terjauh dua surat utang terjadi pada Maret lalu sebesar 340 bps.
Analis menilai, selisih imbal hasil yang menarik antara SUN dan UST setidaknya bila yield SUN-10 tahun di kisaran 7,4% atau bila yield spread terjaga di kisaran 300-350 bps.
Artinya, dengan saat ini yield masih 200 bps, pemodal asing kemungkinan masih akan terus keluar setelah sejak September lalu capital outflow sudah keluar sedikitnya Rp22 triliun.
Selama periode akhir Juli hingga 13 Oktober lalu, investor asing telah melepas SBN sedikitnya sebesar Rp43,38. Kini asing hanya memegang Rp813,32 triliun, terendah sejak awal Januari 2023. Kepemilikan nonresiden di SBN tertinggi tahun ini terjadi pada 27 Juli sebesar Rp856,7 triliun.
(rui)