Logo Bloomberg Technoz

“Bagi Bank Jago, produk ini akan berdampak positif pada jumlah nasabah dan pengumpulan dana pihak ketiga (DPK). Sedangkan bagi GoPay, ini menjadi pijakan yang kuat untuk memperluas ekspansi di bisnis finansial,” kata Piter Abdullah, Selasa (17/10/2023)

GoTo Financial atau GTF merupakan sayap bisnis GOTO di bidang finansial yang memiliki beberapa produk yang sudah dikenal di masyarakat seperti GoPay, GoPay Later, hingga GoPay Pinjam. CEO GOTO Patrick Walujo dalam beberapa kesempatan menyatakan GTF akan menjadi lokomotif pertumbuhan GOTO di masa depan.

Sementara itu, analis Kanaka Hita Solvera, Raditya Krisna Pradana memperkirakan bahwa produk inovatif ini menjadi katalis positif yang membuka peluang rebound saham ARTO dan GOTO sekaligus mengakhiri tekanan jual.

“Pelaku pasar sudah cukup lama menunggu momentum ini. Kolaborasi ini bukan hanya menjadi puncak integrasi keduanya, tapi juga bisa meningkatkan kepercayaan pelaku pasar,” ujar Raditya.

Sebagai informasi, GTF merupakan salah satu unit usaha yang mencatatkan perbaikan fundamental. Pada semester I-2023, Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) yang disesuaikan dari GTF tercatat rugi Rp1,02 triliun, membaik 39% secara year on year dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat Rp1,68 triliun.

Perbaikan kinerja didorong oleh efisiensi pengeluaran yang tercermin dari pengeluaran insentif dan pemasaran produk pada kuartal II-2023 mengalami efisiensi sebesar 59% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini setara dengan penghematan sebesar Rp 367 miliar.

Sementara itu, Pendapatan bruto GTF meningkat 13% selama semester satu 2023 menjadi Rp823 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp728 miliar. Adapun pinjaman yang diberikan dari bisnis consumer lending GoTo tumbuh sebesar 21% dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi Rp 1,0 triliun pada periode April-Juni 2023. 

Kemarin saham GOTO berhasil bangkit dari tekanan jual dan sempat berbalik menguat 3 poin atau 4,48% ke level Rp70. Sayangnya GOTO tidak berhasil bertahan di zona hijau dan ditutup 1,49 persen ke posisi Rp66.

Riset Mandiri Sekuritas menyebutkan tidak ada kaitan penurunan harga saham dengan fundamental GOTOdan kabar yang menyebutkan bahwa TikTok Shop bakal masuk lagi ke Indonesia. 

“Kami tidak melihat ada kekhwatiran terkait fundamental perseroan. Kami juga menilai bahwa terlalu dini menyimpulkan bahwa TikTok Shop bakal masuk lagi ke Indonesia dengan Langkah yang lebih agresif, dibandingkan sebelumnya,” kata riset Mandiri Sekuritas yang ditulis oleh analis Andrian Joezer dan Jennifer Audrey Harjono, Senin (16/10/2023)

(dba/roy)

No more pages