Kunjungan Biden ke wilayah tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg, datang pada saat yang penting. Israel mengatakan mereka siap melakukan invasi darat di Gaza untuk "memusnahkan" Hamas setelah kelompok itu meluncurkan serangan pada 7 Oktober. Setelah serangan itu, Israel memberlakukan blokade di Gaza dan meluncurkan ribuan serangan udara.
Pejabat AS telah mengungkapkan keprihatinan tentang dampak kemanusiaan dari perang tersebut, dan telah berupaya meminimalkan dampaknya pada warga sipil. Pejabat juga fokus pada nasib puluhan sandera dan sekitar 500 warga AS di Gaza.
Pada hari Minggu, Biden memperingatkan tentang pendudukan Israel yang berkepanjangan di Jalur Gaza dalam wawancara dengan program 60 Minutes CBS. Dalam jangka panjang, wilayah tersebut harus diperintah oleh "otoritas Palestina," katanya.
Dia juga menekankan keyakinannya bahwa Israel akan bertindak sesuai dengan aturan perang. Biden menambahkan, warga sipil yang tak bersalah memiliki akses ke obat-obatan, makanan, dan air.
Namun Iran, pendukung utama Hamas, pada hari Senin mengatakan bahwa perluasan perang semakin tidak terhindarkan.
"Waktu untuk solusi politik semakin berkurang, dan kemungkinan perluasan perang di garis depan lain semakin mendekati tahap yang tak terhindarkan," tulis Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Blinken telah mengunjungi wilayah itu dalam rangka diplomasi untuk mencegah konflik ini meluas, juga singgah di Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain, Arab Saudi, dan Mesir dalam beberapa hari terakhir. Selama pertemuan dengan Netanyahu, keduanya sempat berlindung di bunker saat sirine serangan udara memperingatkan serangan roket di Tel Aviv. Pertemuan antara keduanya berlangsung selama tujuh setengah jam, kata Matt Miller, juru bicara Departemen Luar Negeri.
Kunjungan Biden ke Yordania memberikan kesempatan untuk mengatasi kekhawatiran yang diutarakan dunia Arab dan sekutu AS yang lain. Biden dan Raja Abdullah II berbicara minggu lalu tentang krisis ini, untuk mendiskusikan cara mencegah konflik membesar dan perlindungan bagi warga sipil.
Biden membatalkan kunjungannya ke Colorado pada hari Senin untuk fokus pada masalah keamanan nasional. Presiden telah diberi informasi oleh pejabat-pejabat termasuk Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, Direktur Intelijen Nasional Avril Haines, dan Direktur Badan Intelijen Sentral Bill Burns. Dia juga melakukan pembicaraan via telepon dengan Sisi, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al-Sudani.
Kunjungan Biden ke Israel akan menjadi kunjungan keduanya ke zona perang aktif selama menjabat sebagai presiden. Sebelumnya, dia berkunjung ke Kyiv pada awal tahun ini untuk menunjukkan dukungan kepada Ukraina saat mencoba menghentikan invasi Rusia.
(bbn)