"Perkembangan di Timur Tengah terus mempengaruhi arah suku bunga AS," kata Ian Lyngen, kepala strategi suku bunga AS di BMO Capital Markets. "Ketidakmampuan pada hari Jumat untuk masuk akhir pekan dengan posisi short Treasury secara intuitif diikuti oleh penjualan pada pagi ini. Aksi harga tidak mencerminkan perbaikan pandangan investor terhadap konflik Israel, melainkan ketiadaan eskalasi yang signifikan."
Selain faktor geopolitik, para trader juga akan berfokus pada laporan kinerja perusahaan kuartal ketiga yang akan datang minggu ini.
Menurut para ahli strategi dari Morgan Stanley hingga JPMorgan Chase & Co, prospek untuk laporan keuangan perusahaan semakin melemah dan bisa tetap suram.
Saat musim laporan keuangan dimulai, Michael Wilson dari Morgan Stanley mengatakan bahwa luasnya revisi laba (revisions breadth) — yang merujuk pada jumlah saham yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan penurunan — untuk S&P 500 telah turun tajam selama beberapa minggu terakhir. Indeks revisi laba Citigroup Inc. menunjukkan penurunan lebih banyak daripada peningkatan selama empat minggu berturut-turut sebelum dimulainya musim laporan keuangan. Ahli strategi JPMorgan, Mislav Matejka, mengharapkan hal ini akan berlanjut.
Para investor yang mencari berita baik selama musim laporan keuangan menggantungkan harapan mereka pada sebuah kelompok yang dikenal sebagai Big Tech.
Lima perusahaan terbesar di S&P 500 — Apple Inc., Microsoft Corp., Alphabet Inc., Amazon.com Inc., dan Nvidia Corp. — menyumbang sekitar seperempat dari kapitalisasi pasar indeks tersebut. Laba mereka diperkirakan akan melonjak 34% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut perkiraan analis yang dikompilasi oleh Bloomberg Intelligence.
Dalam berita ekonomi, aktivitas pabrik di negara bagian New York mengalami kontraksi pada bulan Oktober, mencerminkan penurunan permintaan. Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan suku bunga yang lebih tinggi mungkin akan berlanjut, sambil bersikeras bahwa ekonomi AS "berada dalam kondisi baik."
(bbn)