Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis total realisasi impor beras RI hingga September 2023 mencapai 1,78 juta ton. Sebagian besar beras impor berasal dari Thailand dan Vietnam.
"Impor beras Januari hingga September 2023 volume 1,786 juta kilogram. Nilai US$980 juta (Rp15,4 triliun, kurs saat ini)," ungkap Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (16/10/2023).
Winny memaparkan, volume beras asal Vietnam mencapai 74,06% dari keseluruhan impor per September 2023. Posisi kedua berasal dari Thailand sebesar 24,35%. Asal beras impor lainnya berasal dari negara lain, termasuk India (0,39%).
"Pembatasan ekspor beras di India mempengaruhi data impor Indonesia," jelas Winny.
Seperti diketahui, India menerapkan restriksi beras sejak 20 Juli 2022 hingga 31 Desember 2023 untuk komoditas broken rice dan non-basmati rice.
Dalam kesempatan tersebut, Winny juga memaparkan prediksi luasan panen di Indonesia tahun ini. Berdasarkan Angka Sementara (Asem), luas panen padi tahun ini diperkirakan 10,2 juta hektare, turun 2,45% dibandingkan Angka Tetap (Atap) 2022.
"Faktornya karena kondisi kekeringan yang panjang akibat dampak El Nino yang menyebabkan gagal tanam dan gagal panen di banyak wilyah Indonesia," ujarnya.
Penurunan luas panen, lanjut Winny, tentu menyebabkan produksi padi berkurang. Produksi Gabah Kering Giling (GKG) pada 2023 berdasarkan Asem diperkirakan 53,63 juta ton. Berkurang 2,05% dibandingkan Atap 2022.
Sedangkan produksi beras juga diperkirakan turun. Berdasarkan Asem 2023, produksi beras diperkirakan 30,9 juta ton. Lebih sedikit 2,05% dibandingkan Atap 2022.
(ain)