“Untuk China, komoditas utama paling banyak mesin/peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84) dari China dengan share 23,06%, nilainya US$ 10,5 miliar. Lalu mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85) share 22,27% dengan nilai US$ 10,2 miliar, besi dan baja (HS 72) share 4,94% dengan nilai US$ 2,3 miliar,” kata Amalia dalam konferensi di kantornya, Jakarta, Senin (16/10/2023).
Adapun kelompok negara ASEAN komoditas utama impor yakni mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85) dengan pangsa 15,1% dan nilai US$ 3,5 miliar. Kemudian mesin/peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84) dengan porsi 13,96% dan nilai US$ 3,2 miliar, lalu plastik dan barang dari plastik (HS 39) dengan pangsa 10,79% dan nilai USS 2,5 miliar
Sementara impor dari Jepang didominasi oleh mesin/peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84) dengan share 21,5% dan nilai USS 2,7 miliar, kendaraan dan bagiannya (HS 87) share 16,41% dengan nilai US$ 2,0 miliar, lalu besi dan baja (HS 72) share 14,7% dengan nilai US$ 1,8 miliar.
Barang-barang yang diimpor dari Uni Eropa yakni mesin/peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84) dengan share 27,80% dan nilai US$ 3 miliar, mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85) dengan share 8,26% dan nilai US$ 0,9 miliar, kemudian kendaraan dan bagiannya (HS 87) share 8,11% dengan nilai USS 0,9 miliar.
Sementara komoditas utama barang impor dari Korea Selatan yakni mesin/peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84) dengan share 18,5% dan nilai US$ 1,4 miliar, mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85) dengan share 18,28% dan nilai US$ 1,4 miliar, besi dan baja (HS 72) dengan share 10,63% nilai US$ 0,8 miliar.
Total nilai impor non-migas dari 13 negara utama pada September 2023 mencapai US$ 11.305,6 juta atau turun US$1.468,5 juta (11,5%) dibandingkan Agustus 2023. Kondisi tersebut terutama dipengaruhi oleh turunnya nilai impor dari beberapa negara utama seperti Jepang yang turun US$ 289,5 juta (19,31%), Singapura US$ 256,1 juta (30,52%), dan Australia US$ 238,8 juta (26,72%).
Sementara, impor dari 13 negara utama selama Januari–September 2023 turun US$ 7.783,8 juta (6,59%) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan nilai impor terutama berasal dari China US$ 4.607,1 juta (9,16%), India US$ 1.238,9 juta (21,64%), dan Singapura US$ 1.157,2 juta (16,48%).
(aji)