Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma memiliki pandangan, penjualan yang dilakukan oleh William Tanuwijaya bukan merupakan langkah mencairkan keuntungan usai membesarkan perusahaan rintisan (exit strategy).
"Yang dijual apakah signifikan? Kan, kecil sekali. Apakah artinya exit strategy?" jelas Suria, Senin (16/10/2023).
Sebagai informasi, William Tanuwijaya memegang beberapa seri saham GOTO. Total kepemilikannya secara langsung sebesar 20,85 miliar saham.
Sementara, saham yang dijual sebesar 322,22 juta saham. Dengan kata lain, penjualan hanya setara sekitar 1,5% dari total kepemilijan tersebut.
Dalam keterbukaan informasi pekan lalu, William Tanuwijaya menyebutkan jika latar belakang penjualan ini karena ada kebutuhan pribadi yang mendesak.
"Orang punya saham, lalu ketika perlu kemudian dijual sedikit, kan, no issue," kata Suria.
Setidaknya masih ada 25 analis yang memasang sikap bullish untuk saham GOTO. Berdasarkan konsensus Bloomberg, ada 25 analis yang merekomendasikan buy.
Salah satu yang terbaru, analis Indo Premier Sekuritas Jovent Muliadi. Ia merekomendasikan buy dengan target harga Rp125/saham.
Cuma memang, ia menurunkan target harga dari sebelumnya Rp138/saham. Revisi ini karena GOTO dinilai sudah memiliki valuasi yang sama dengan Grab.
"Kami memangkas target harga karena [GOTO] relatif inline dengan valuasi Grab di 4,3 kali EV/sales, namun tetap mempertahankan rekomendasi buy. Risiko dari saham ini adalah lemahnya pertumbuhan gross transaction value (GTV)," jelas Jovent dalam risetnya.
Secara konsensus, target harga GOTO sebesar Rp123,68/saham untuk 12 bulan ke depan.
Hanya ada tiga analis yang merekomendasikan sell. Sedang tujuh analis merekomendasikan hold.
(mfd/dhf)