GOTO menjadi saham teknologi dengan kinerja paling buruk di Asia Tenggara. Dalam periode sepanjang 2023 telah turun 26,4%. Grab mengalami kenaikan 6,2%, dan Sea Ltd., induk Shopee, minus 12,4%.
Kemerosotan saham GOTO terjadi usai rilis aturan Permedag pada 27 September, yang diikuti dengan tutupnya layanan TikTok Shop pada 4 Oktober.
Patut disimak apa yang mendasari banyaknya investor menjual saham GOTO, padahal perusahaan terus mengenjot kinerja demi menghasilkan profitabilitas pada akhir tahun ini. Jika menelisik kinerja keuangan semester I-2023, GOTO mencatatkan perbaikan.
Sepanjang paruh pertama 2023 pendapatan kotor GOTO naik 10% menjadi Rp11,8 triliun, dengan peningkatan pendapatan bersih hingga 102% menjadi Rp6,88 triliun. Meski masih mencatatkan negatif EBITDA naik nilainya membaik dari Rp9,1 triliun menjadi Rp2,8 triliun. Pun demikian dengan capaian rugi bersih yang turun dari Rp14,1 triliun menjadi Rp7,2 triliun.
Matriks profitabiltias GOTO, menurut Jacky Lo, Direktur Keuangan perusahaan, terjadi karena perbaikian kebijakan termasuk pemotongan insentif dan program pemasaran produk yang tidak produktif. Lo menegaskan perusahaan tetap fokus pada profitabilitas.
“Pada kuartal kedua tahun 2023, Perseroan terus mengoptimalkan monetisasi dan mengurangi beban secara menyeluruh,” tegas dia dalam keterangan tertulis dikutip Senin (16/10/2023). GOTO mampu berhemat Rp2,7 triliun pada kuartal kedua.
Posisi kas dan setara kas GOTO Rp25.4 triliun dengan catatan fasilitas kredit sekitar Rp4,65 triliun, termasuk Rp3,1 triliun belum digunakan per 30 juni. “Perseroan mengharapkan akan mencapai arus kas operasional positif tanpa tambahan pendanaan eksternal,” jelas dia.
Unit bisnis Gojek mencatatkan total nilai transaksi (GMV) sepanjang semester I-2023 turun menjadi Rp26,9 triliun dengan pendapatan bruto meningkat 8% menjadi Rp5,86 triliun. EBITDA Gojek masih minus Rp410 miliar namun jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, minus Rp3,11 triliun.
Unit bisnis Tokopedia juga mencatat penurunan 8% menjadi Rp121,48 triliun sepanjang paruh pertama 2023. Pendapatan bruto naik 14% selama Januari hingga Juni ke level Rp4,48 triliun dengan EBITDA masih negatif Rp752 triliun. EBITDA membaik 80% dibandingkan raihan sebelumnya minus Rp3,68 triliun.
GOTO bilang dalam pernyataan tertulisnya, “Peningkatan profitabilitas E-commerce dapat dikaitkan dengan rasionalisasi insentif dan pemasaran produk sebesar 48% dibandingkan tahun sebelumnya, setara dengan penghematan pada kuartal ini sebesar Rp1,2 triliun.” Penurunan total nilai transaksi Tokoepdia didasari atas berkurangnya jumlah transaksi dari konsumen non profitabel akibat insentif umum (blanket incentive).
Unit bisnis Financial Technology (Fintech) juga mencatatkan total nilai transaksi yang naik 10% menjadi Rp182 triliun. Pendapatan bruto juga naik 13% sepanjang semester I-2023 menjadi Rp823 miliar. Namun, kembali EBITDA bisnis fintech, termasuk Gopay milik GOTO masih minus Rp1,02 triliun—mengalami perbaikan dari posisi sebelumnya, Rp1,68 triliun.
GOTO hingga akhir tahun berkomitmen meraih profit, misi yang jika berhasil merupakan catatan sejarah setelah serangkaian hasil negatif karena perusahaan selalu fokus pada persaingan pasar. Demi efisiensi GOTO melakukan sejumlah langkah, termasuk PHK karyawan, membatasi anggaran promo, serta kontrol ketat setiap pengeluaran.
Kini para perusahaan teknologi yang beroperasi di Indonesia, juga pesaing GOTO —rab Holdings Ltd. dan Sea Ltd. — percaya bahkan menghasilkan laba lebih penting usai selama bertahun-tahun hanya menikmati pertumbuhan pesat.
Belum lama GOTO berencana menggelar private placement lewat cara penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD). Skema ini mengajak serta International Finance Corporation (IFC) secara tidak langsung.
IFC, masih dalam skema yang sama, berinvestasi investasi sampai dengan US$150 juta. Franke & Company dalam kemitraan dengan nilai investasi US$25 juta.
Dalam aksi korporasi ini GOTO menerbitkan 17,04 miliar saham seri A baru seharga Rp90/saham dengan target perolehan dana mencapai Rp1,53 triliun.
(wep/roy)