William pernah mengatakan, pekerjaan sebagai penjaga warnet banyak memberikan keuntungan. Selain mendapat tambahan uang saku, dia juga mendapat akses internet gratis. Dari sinilah William mengenal lebih dalam mengenai internet, khususnya dunia digital tumbuh.
Pada 2003, William berhasil lulus dari Binus, dia semakin tertarik untuk bergelut di dunia internet dan juga digital. Pada waktu itu, William berkiblat pada kesuksesan Facebook dan Google. Sebelum mulai membangun bisnisnya sendiri, William sempat bergabung ke dalam perusahaan pengembang game yang bernama PT Boleh Net Indonesia selama kurang lebih 4 bulan.
Kemudian, dia berpindah ke Signet selama kurun waktu 9 bulan dan pindah lagi ke PT Sqiva Sistem hingga Maret 2005. Di sana ia menjabat sebagai software developer atau yang biasa dikenal dengan pengembang aplikasi. Perjalanan karir William yang terakhir tercatat di PT Indocom Mediatama sebagai tenaga IT dan juga Business Development Manager selama kurang lebih dua tahun.
Ihwal Tokopedia
Dengan mengumpulkan semua pengalamannya dalam bekerja di bidang IT, William mempunyai ide untuk membangun platform digital yang dibangun dengan konsep seperti mall online pada tahun 2007. Kemudian ia memberi nama mall online tersebut dengan nama Tokopedia.
Sayangnya, dia tak memiliki modal untuk mewujudkan idenya itu. Dia nekat memberanikan diri mencari pemodal. Namun itu bukan perkara mudah, William panen penolakan. Tapi, dia tak putus berasa dan berupaya menemukan pemodal.
Kesempatan itu datang pada 2009. Seorang pemodal mempercayakan uangnya pada William untuk mendirikan perusahaan berbasis internet itu. Pada 6 Februari 2009, perusahaan Tokopedia akhirnya berdiri. Platformnya menyusul diluncurkan ke publik pada 17 Agustus 2009. Sejak resmi diluncurkan, Tokopedia berhasil menjadi salah satu perusahaan internet Indonesia dengan pertumbuhan yang sangat pesat.
Pada 17 Agustus 2017, Tokopedia berhasil meraih investasi US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun dari Alibaba, raksasa e-commerce asal Cina milik Jack Ma. Suntikan dana ini menjadikan valuasi Tokopedia menembus US$ 7 miliar, hanya sedikit di bawah unicorn Indonesia lainnya yaitu GoJek yang bernilai US$ 9 miliar.
Tokopedia menjadi juara di pasar Tanah Air dengan 157 juta pengunjung pada kuartal pertama 2022, menyisihkan marketplace lain seperti Shopee, Bukalapak, Lazada, dan Blibli. Tokopedia menjangkau 99% kota di Indonesia dengan 12 juta lebih penjual.
Globe Asia juga pernah mencatat kekayaan William Tanuwijaya US$ 130 juta atau sekitar Rp1,9 triliun pada 2018. Nilai ini di atas kekayaan Nadiem Makarim dari Gojek yakni US$ 100 juta. Tokopedia dan Gojek resmi merger dan melahirkan entitas baru bernama GoTo pada akhir Mei 2021. GoTo kemudian melantai di bursa pada 11 April 2022 dengan harga IPO Rp338/saham.
Jual Saham
William menyebut, tujuan penjualan saham adalah untuk kebutuhan pribadi yang mendesak. Meski telah menjual ratusan juta saham, William sampai saat ini masih menguasai saham GOTO sebanyak 20,65 miliar saham terdiri atas seri A 8,06 miliar dan saham seri B 12,58 miliar.
Tidak sedikit netizen yang menilai negatif langkah William Tanuwijaya.
Akun @henokh_ta menulis: "Mau menangis lihat dia jualan sahamnya sendiri"
Ada juga akun @tepen.tepen.56: "Saham turun bukannya cari solusi atau buka suara, malah ikut jualan, ahak lai memang"
"Kalian bayangkan guys, saham GOTO IPO 338, skrg tinggal 67 gimana nasib ritel Indonesia? 300 ribu investor rungkad".
(mfd/dhf)