Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekspor Indonesia turun pada September. Sektor pertambangan mengalami penurunan paling dalam.
Pada Senin (16/10/2023), Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengumumkan nilai ekspor Indonesia pada September adalah US$ 20,76 miliar. Turun 16,17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan ekspor terkontraksi 14,1% yoy.
Sebelumnya, ekspor Indonesia sudah mencatatkan kontraksi selama 3 bulan beruntun. Kontraksi pada September membuatnya genap menjadi 4 bulan berturut-turut.
Secara bulanan (month-to-month), ekspor turun 5,63%.

Secara sektoral, hampir seluruh sektor mengalami kontraksi secara bulanan. Hanya sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang tumbuh positif, yaitu 3,64% mtm.
Sektor yang mengalami penurunan terdalam adalah pertambangan. Secara bulanan, ekspor sektor ini anjlok 10,66%.
"Harga komoditas unggulan relatif rendah dari tahun lalu," kata Amalia.
Secara tahunan, seluruh sektor mengalami penurunan. Lagi-lagi yang paling dalam adalah sektor pertambangan, yang ambruk 41,93% yoy.
(aji)