Sebelum diproduksi di Indonesia, harga Gelora E mencapai sekitar Rp480 juta-an, lanjut Alexander.
Achmad Rofiqi, Public Relation dan Media Manager PT Sokorindo Automobile, menambahkan mobil listrik berjenis kendaraan penumpang yang diperuntukkan untuk komersial ini juga terdiri dari dua jenis, yakni Blind Van (BV) yang dibanderol Rp350 juta dan Minibus (MB) yang dibanderol Rp399 juta.
“Keduanya menggunakan teknologi baterai Lithium-Ion dengan kapasitas 42 kWh yang sanggup menyuplai tenaga untuk mengaspal hingga 300 km,” katanya saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (17/02/2023).
Gelora E juga ini dilengkapi dengan fitur fast charging yang hanya membutuhkan waktu pengisian baterai sekitar 60 hingga 80 menit untuk mampu beroperasi hingga 300 km.
Selain memamerkan Gelora E, DFSK memperkenalkan 3 mobil listrik lainnya, yakni E3, Pick up EC 31 EV, dan Mini EV.
Dengan melakukan produksi di dalam negeri, merek yang diproduksi oleh perusahaan kerja sama antara Sokon Group Company Ltd. (Hong Kong) dan PT Kaisar Motorindo (Indonesia) ini juga diharapkan dapaat membuat onsumen DFSK di Indonesia bisa merasakan mobil listrik yang cukup terjangkau dan kompetitif.
Sebelulmnya, pemerintah memastikan rencana pemberian insentif pembelian EV masih berlanjut.
Presiden Joko Widodo, di sela pembukaan IIMS 2023 pada Kamis (16/02/2023), menyebut besaran program tersebut masih dikaji lebih dalam oleh Kementerian Keuangan. Perhitungan yang dilakukan otoritas fiskal mencakup soal nilai stimulus yang akan diberikan masing-masing untuk pembelian mobil dan sepeda motor listrik.
“Tetapi tentu saja yang didahulukan [sepeda] motor terlebih dahulu,” tegasnya.
Jokowi menilai permintaan EV di dalam negeri terus bertumbuh, tecermin dari pesanan pada hari perdana pameran IIMS 2023.
“Tadi [pesanan untuk] mobil listrik saya tanya, antreannya ada yang setahun. Sudah ada yang inden 2 bulan, ada yang 6 bulan. Apalagi jika nanti diberi insentif, [permintaan akan makin banyak],” tuturnya.
Pemerintah tengah merampungkan skema insentif untuk pembelian kendaraan listrik yang diproduksi oleh pabrikan dalam negeri, sebagai upaya mendorong pelaku industri merealisasikan investasinya.
Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, jumlah insentif akan bervariasi untuk jenis kendaraan yang berbeda; mobil listrik rencananya diberikan insentif senilai Rp 80 juta, sedangkan jenis yang hibrida ditetapkan masing-masing sekitar Rp 40 juta,.
Dalam sebuah kesempatan pada 14 Desember 2022 di Brussel, dia memerinci pembelian sepeda motor listrik juga akan diberikan insentif sekitar Rp8 juta, sedangkan sepeda motor yang dikonversi ke sepeda motor listrik mendapat sekitar Rp5 juta.
(ibn/wdh)