Bloomberg Technoz, Jakarta - Penurunan tajam harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) hingga menyentuh all-time low justru membuat fund manager global seperti BlackRock menambah kepemilikannya.
BlackRock sebagai pengelola dana dengan salah satu jumlah aset kelolaan terbesar di dunia terpantau memborong saham GOTO sebanyak 1,07 miliar pada akhir pekan.
Setelah transaksi tersebut, kepemilikan BlackRock di GOTO tercatat sebanyak 22,36 miliar atau setara dengan 1,94%. Jumlah ini naik signifikan dibandingkan dengan 155,69 juta pada akhir 2022. BlackRock mulai masuk ke GOTO dengan jumlah besar saat terjadi rebalancing indeks MSCI.
Selain BlackRock, State Street Corp juga tercatat mengakumulasi 762,87 juta saham GOTO pada pekan lalu. State Street yang merupakan perusahaan jasa keuangan dan bank asal Amerika, tercatat memiliki 1,99 miliar saham GOTO saat ini. Investor kakap lain yang mengakumulasi saham GOTO adalah UBS AG yang tercatat mengakumuluasi 133,09 juta saham pada pekan lalu. Saat ini UBS menggenggam 1,02 juta sama GOTO.
Michael Filbery analis Sinarmas Sekuritas menilai aksi beli saham GOTO oleh BlackRock merupakan bentuk dari average down. "Harga sudah turun jauh, valuasi sudah relatif murah, sehingga wajar jika ada fund besar yang memanfaatkan bottom fishing".
Asal tahu saja, saat ini rata-rata analis menyematkan target price untuk GOTO di Rp 120/saham. Artinya dengan harga yang sudah mendekati Rp 60 maka mengimplikasikan adanya potensi kenaikan yang besar atau hampir 100%.
Beberapa waktu terakhir saham GOTO memang rajin dilepas oleh asing dengan jumlah yang jumbo. Berdasarkan data broker summary, dalam sepekan terakhir asing telah melepas GOTO sebanyak Rp 165 miliar. Michael melihat memang banyak yang melakukan panic selling, namun ada juga yang menambah kepemilikan seperti BlackRock.
"Akhir-akhir ini memang banyak surprise di pasar. Mulai dari tensi geopolitik yang meningkat di kawasan Timur Tengah hingga harga minyak naik. Kemudian downside risk lainnya adalah tren kenaikan 10-year US treasury note yg naik sekitar 4% ke 4.8% Sejak july 2023, posisi tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Sehingga ada kecenderungan investor mengurangi posisi pada growth stock.
"Kemudian story-nya kembali ke kekhawatiran disrupsi rantai pasok yang kembali menjadi ancaman bagi stabilitas ekonomi, investor lebih pilih cari aman sementara waktu ke saham defensif, posisi di growth stock di reduksi" ungkap Michael.
Sejak awal pekan lalu, saham GOTO tidak pernah absen berakhir di zona merah. Dalam 5 hari perdagangan beruntun harga saham GOTO mengalami koreksi.
"Saat ini tekanan jual memang sedang besar. Koreksi harga membuat valuasi sudah kemurahan dan peluang rebound menjadi terbuka. Investor dapat kembali fokus pada path to pursue profitability yang dijalankan manajemen" kata Michael.
Sementara itu, Riset Mandiri Sekuritas menyebutkan tidak ada kaitan penurunan harga saham dengan fundamental perseroan dan kabar yang menyebutkan bahwa TikTok Shop bakal masuk lagi ke Indonesia.
“Kami tidak melihat ada kekhwatiran terkait fundamental perseroan. Kami juga menilai bahwa terlalu dini menyimpulkan bahwa TikTok Shop bakal masuk lagi ke Indonesia dengan Langkah yang lebih agresif, dibandingkan sebelumnya,” kata riset Mandiri Sekuritas yang ditulis oleh analis Andrian Joezer dan Jennifer Audrey Harjono, Senin (16/10/2023).
Andrian Joezer menambahkan, data kustodian menampilan data bahwa pemegang saham GOTO di atas 5% tak mengalami perubahan hingga kini. Dua pemegang saham terbesar tetap mempertahankan posisinya, seperti Taobao dan Softbank (SVF) dengan kepemilikan masing-masing 8,72% dan 7,62% saham GOTO.
Adrian juga menyoroti langkah William Tanujaya melepas sebagian sahamnya bukan terkait dengan fundamental GOTO. William menjual sebagian kecil saham miliknya atas alasan bersifat pribadi.
(dhf)