Konflik di Timur Tengah menjadi pengerek harga minyak dunia. Pertikaian antara Israel dengan kelompok Hamas belum selesai.
“Secara historis, konflik Timur Tengah memang membuat harga minyak naik tetapi tidak bertahan lama. Dalam kasus yang sekarang, risiko gangguan pasokan relatif kecil,” kata Han Zhong Liang, Investment Strategist di Standard Chartered Plc, seperti diberitakan Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dalam perspektif harian, minyak kini sudah masuk zona bullish. Untuk Brent, Relative Strength Index (RSI) ada di 53,44.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang bullish.
Akan tetapi, kenaikan yang sudah begitu tinggi membuat harga minyak rentan terkoreksi. Target koreksi terdekat ada di US$ 88,22/barel. Jika tertembus, maka ada risiko turun lagi menuju US$ 87,46/barel.
Target koreksi paling pesimistis atau support terjauh adalah US$ 82,3/barel.
Untuk WTI, nilai RSI ada di 49,03. Berbeda dengan Brent, WTI masih berada di zona bearish.
Target support terdekat untuk WTI ada di US$ 85,42/barel. Jika tertembus, maka ada risiko turun lagi menuju US$ 84,88/barel.
Support terjauh untuk WTI adalah US$ 77,81/barel.
(aji)